Total Tayangan Halaman

Jumat, 08 Maret 2013

SERVIKSITIS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1               Latar Belakang

 Serviks adalah penghalang penting bagi masuknya kuman-kuman kedalam genitalia interna, dalam hubungan ini seorang nullipara dalam keadaan normal kanalis servikalis bebas kuman. Pada multipara dengan ostium uteri eksternum sudah lebih terbuka, batas keatas dari daerah bebas kuman ialah ostium uteri internum sehingga lebih rentan terjadinya infeksi oleh berbagai kuman yang masuk dari luar ataupun oleh kuman endogen itu sendiri.
Jika serviks sudah terinfeksi maka akan mempermudah pula tetjadinya infeksi pada alat genitalia yang lebih tinggi lagi seperti, uterus, tuba atau bahkan sampai ke ovarium dan karena itu fungsi genitalia sebagai alat reproduksi bisa terganggu atau bahkan tidak bisa difungsikan.
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut dengan akibat meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa bekas atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba. Penyakit ini bisa juga menahun atau dari permulaan sudah menahun. Salah satu dari infeksi tersebut adalah pelviksitis, serviksitis, adneksitis dan salpingitis
Sebagian besar wanita tidak menyadari bahwa dirinya menderita infeksi tersebut. Biasanya sebagian besar wanita menyadari apabila infeksi telah menyebar dan menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu. Keterlambatan wanita memeriksakan dirinya menyebabkan infeksi ini menyebar lebih luas dan akan sulit dalam penanganannya.
Oleh karena itu diharapkan mahasiswa mampu memahami peradangan pada alat genitalia wanita. Dan pada makalah ini penulis membahas mengenai serviksitis.

1.2               Tujuan Penulisan
1.2.1                       Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb IV dan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai peradangan pada genitalia wanita khususnya serviksitis.

1.2.2                       Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami pengertian  serviksitis.
2. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami apa itu penyebab serviksitis.
3. Mahasiswa dapat mengetahui gejala serviksitis.
4. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari serviksitis.
5.Mahasiswa dapat mengetahui dan mampu mengaplikasikan bagaimana penatalaksanaan dan rencana asuhan yang dapat diberikan pada penderita serviksitis.

1.3 Manfaat Penulisan
1. Memberikan pengetahuan pada mahasiswa tentang pengertian serviksitis.
2. Memberikan pengetahuan pada mahasiswa tentang penyebab serviksitis
3. Memberikan pengetahuan pada mahasiswa tentang gejala serviksitis
4. Memberikan pengetahuan pada mahasiswa tentang klasifikasi serviksitis
5. Memberikan pengetahuan pada mahasiswa tentang penatalaksanaan dan rencana asuhan pada penderita serviksitis.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Serviksitis
2.1.1 Definisi
                     Servisitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis. karena epitel selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel selindris sehingga lebih mudah terinfeksi disbanding selaput lendir vagina. ( gynekologi . FK UNPAD, 1998 )
 Juga merupakan :
Infeksi non spesifik dari serviks
Erosi ringan ( permukaan licin ), erosi kapiler ( permukaan kasar ), erosi folikuler ( kistik )
Biasanya terjadi pada serviks bagian posterior
           
2.1.2  Etiologi
Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas vaginalis, kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus, enterococus, e.coli, dan stapilococus . kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma.
Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seprti dilatasi, dan lain-lain.
2.1.3  Gejala Klinis
Flour hebat, biasanya kental atau purulent dan biasanya berbau
Sering menimbulkan erusio ( erythroplaki ) pada portio yang tampak seperti daerah merah menyala.
Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat dilihat flour yang purulent keluar dari kanalis servikalis. Kalau portio normal tidak ada ectropion, maka harus diingat kemungkinan gonorroe
Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vulvitis


Pada servisitis kroniks kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput lendir yang merah karena infeksi. Bintik-bintik ini disebabkan oleh ovulonobothi dan akibat retensi kelenjer-kelenjer serviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka serviks atau karena peradangan.
Gejala-gejala non spesifik seperti dispareuni, nyeri punggung, dan gangguan kemih
Perdarahan saat melakukan hubungan seks

2.1.4.  Klasifikasi
a) Servisitis Akuta
                 Infeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorroe, infeksi postabortum, postpartum, yang disebakan oleh streptococcus, sthapilococus, dan lain-lain. Dalam hal ini streptococcus merah dan membengkak dan mengeluarkan cairan mukopurulent, akan tetapi gejala-gejala pada serviks biasanya tidak seberapa tampak ditengah-tengah gejala lain dari infeksi yang bersangkutan.
Pengobatan diberikan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakitnya dapat sembuh tanpa bekas atau dapat menjadi kronika.
b) Servisitis Kronika
                 Penyakit ini dijumpai pada sebagisn wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka kecil atau besar pada servik karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endoserviks serta keleenjer-kelenjernya sehingga menyebabkan infeksi menahun.
Beberapa gambaran patologis dapat ditemukan :
1) Serviks kelihatan normal, hanya pada pemeriksaan mikroskopis ditemukan infiltrasi leukosit dalam stroma endoserviks. Servicitis ini menimbulkan gejala, kecuali pengeluaran secret yang agak putih-kuning.
2) Di sini ada portio uteri disekitar ostium uteri eksternum, tampak daerah kemerah-merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dari epitel porsio disekitarnya, secret yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah.
3) Sobeknya pada serviks uteri disini lebih luas dan mukosa endoserviks lebih kelihatan dari luar (ekstropion). Mukosa dalam keadaan demikian mudah terkena infeksi dari vagina. Karena radang menahun, serviks bisa menjadi hipertropis dan mengeras, secret mukopurulent bertambah banyak.

2.1.5.  Diagnosa Banding
Karsinoma
Lesi tuberculosis
Herpes progenitalis

2.1.6. Pemeriksaan Khusus
1) Pemeriksaan dengan speculum
2) Sediaan hapus untuk biakan dan tes kepekaan
3) Pap smear
4) Biakan damedia
5) Biopsy

2.1.7. Penatalaksanaan
1) Antibiotika terutama kalau dapat ditemukan gonococcus dalam secret
2) Kalau cervicitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam AgNO3 10 % dan irigasi.
3) Cervicis yang tak mau sembuh ditolong operatif dengan melakukan konisasi,  kalau sebabnya ekstropion dapat dilakukan lastik atau amputasi.
4) Erosion dapat disembuhkan dengan obat keras seperti, AgNO3 10 % atau Albothyl yang menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian diganti dengan epitel gepeng berlapis banyak
5) Servisitis kronika pengobatannya lebih baik dilakukan dengan jalan kauterisasi-radial dengan termokauter atau dengan krioterapi.

2.1.8. Prognosis
Biasanya baik
Dapat kambuh



2.2  Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada ibu Hamil Dengan Serviksitis Akut
       PENGKAJIAN
Tgl/jam :
Oleh :
2.2.1 Data Subjektif :
Data yang dibuat atau disusun dari hasil anamnesa
Biodata/Identitas
Nama istri dan suami :
Untuk mengenal dan memanggil, mencegah kekeliruan dengan penderita lain.
Umur :
Mempunyai pengaruh pada timbulnya cervicitis akut. Semakin tua (mendekat menoepaus / ≥ 45 th) semakin rentan terjadinya cervicitis akut.
Agama :
Memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kepercayaan yang dianut klian.
Suku/Bangsa :
Perbedaan suku tidak berpengaruh pada terjadinya servisitis akut.
Pendidikan :
Pendidikan dan pengetahuan yang rendah khususnya tentang personal higiene berpengaruh pada angka kejadian servisitis.
Pekerjaan :
Mengetahui apakah pekerjaan ibu berpengaruh atau tidak dengan cervicitis. Pekerjaan yang berpengaruh misalnya PSK.
Alamat :
Untuk mengetahui dimana tempat tinggal ibu, mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.
Alasan Kunjungan :
Alasan pertama yang menyebabkan ibu datang ke petugas kesehatan
Keluhan Utama :
Keluhan utama yang paling dirasakan oleh ibu sehingga datang ke tempat pelayanan kesehatan yang menyangkut 5W+1H. Keluhan yang dirasakan pada cervicitis akut antara lain :
Pasien mengeluarkan cairan kental, bau busuk, nyeri perut bagian bawah (akan tetapi gejala-gejala pada serviks biasanya tidak seberapa tampak ditengah-tengah gejala lain dari infeksi yang bersangkutan).

Riwayat Menstruasi
Menarche :
Menarche tidak mempengaruhi terjadinya cervicitis.

Riwayat Obstetri Yang Lalu :
Persalinan : persalinan dengan tindakan mempunyai pengaruh terhadap servisitis.

Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang :
Riwayat penyakit yang sedang diderita oleh ibu saat ini, misalnya menular (PMS, hepatitis, AIDS, TBC), menurun (DM, epilepsy), menahun (hipertensi, jantung).

Riwayat kesehatan yang lalu :
Penyakit yang pernah diderita klien. Pernah operasi/tidak.Kapan.

Riwayat kesehatan keluarga :
Apakah dalam keluarga ada yang sedang menderita penyakit menular (PMS. Hepatitis, AIDS, TBC) menurun (DM, Epilepsi), menahun (hipertensi, jantung)

Riwayat Social
Status perkawinan :
Berganti - ganti pasangan, mempunyai pengaruh terjadinya cervicitis

Riwayat KB :
Untuk mengetahui janin KB yang pernah digunakan, alasan penggunaan, lama pemakaian, karena penggunaan KB mempunyai pengaruh terhadap timbulnya cervicitis ( mis : AKDR )



Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola nutrisi : menurun
Pola istirahat : menurun
Pola aktifitas : ada gangguan
Pola eliminasi uri dan alvi menurun, frekuensi, warna, konsistensi, nyeri BAK
Personal hygiene : jarang ganti celana dalam mempengaruhi terjadinya sevisitis
Pola seksual : dispereuni

Kebiasaan lain ( minum alcohol, merokok, binatang peliharaan )
Keadaan Psiko Sosial Spiritial

Keadaan Prikologi :
Biasanya ibu merasa cemas karena keadaan penyakitnya karena dapat menimbulkan nyeri, dispareunia.

Keadaan social
Dukungan dari suami, dan anggota keluarga yang lain sangat penting bagi ibu.

Keadaan spiritual
Berdo’a dan beribadah sangat membantu bagi ibu

2.2.2 Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg – 130/90 mmHg
N : 80-100 X/menit
S : 36,5 – 37,5 C
RR : 16-24 X/menit
Berat badan : Menurun
Tinggi Badan : Pada umumnya tinggi badan tidak mempengaruhi terjadinya cervicitis
LILA : mengetahui status gizi
Cara berjalan : normal
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih, tidak rontok, warna hitam
Muka : tidak oedema, tidak pucat
Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada PCH
Mulut : mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, lidah bersih.
Telinga : bersih, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis
Dada : tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : tidak terdapat benjolam abnormal, payudara bersih
Perut : tidak ada kelainan
Genetalia : vulva kotor, mengeluarkan secret, payudara bersih.
Anus : tidak ada hemorrhoid
Ekstremitas atas dan bawah : tidak ada oedeme, varises, tidak ada gangguan aktifitas.

Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis
Dada : Tidak teraba massa/benjolan, tidak ada nyeri tekan

Perkusi
Reflek patella : + / +

Auskultasi
Paru-paru : veksikular,
Jantung : tidak terdengar mur- mur maupun gallop, S1 / S2 tunggal

Pemeriksaan Dalam
Inspekulo : servik kemerahan, keluar cairan purulent
Dilakukan pemeriksaan pap smear, biopsi



Data Penunjang
Pemeriksaan darah : leukosit tinggi lebih dari 10000 sel / mm3

2.2.3 Assesment
           Diagnosa : Ny. . . . Umur . . . dengan Serviksitis Akut
           Masalah   : Ibu cemas akan keadaan nya saat ini
           Kebutuhan Tindakan segera : Kolaborasi / Rujukan ke dr.SPOG

2.2.4 Planning
·         Beritahukan dan jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien
R : mengurangi kecemasan klien
·         Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
R : kolaborasi dengan tim medis akan mempermudah pendiagnosaan dan pemberian terapi
·         Beritahukan pada ibu tentang penyakitnya saat ini bahwa ibu terkena cervicitis akut
R : mengurangi kecemasan klien
·         Tentramkan hati ibu bahwa servicitis akut dapat disembuhkan
R : mengurangi kecemasan ibu dan ibu dapat menerima kondisinya saat ini
·         Berikan antibiotik golongan pencillin sesuai dokter
R : pemberian antibiotik yang tepat dapat mempermudah pemyembuhan dan mencegah infeksi

2.2.5 Implementasi
   Implementasi merupakan realisasi dari rencana yang dilaksanakan oleh bidan dalam membantu klien dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahnya. Tindakan kebidanan tidak semua dilaksanakan, sesuaikan dengan keadaannya.




BAB III
TINJAUAN KASUS


3.1               Data subjektif
Tanggal pengkajian     : 26 September 2011
Oleh                             : Larasati
Jam                              : 10.00 WIB

Nama istri        : Ny. “I”                                  Nama suami                : Tn.”J”
Umur               : 48 tahun                                Umur                           : 53 tahun
Agama             : Islam                                     Agama                         : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia                   Suku / Bangsa             : Jawa / Indonesia
Pendidikan      : SMP                                      Pendidikan                  : SMA
Pekerjaan         : PRT                                       Pekerjaan                     : wiraswasta
Alamat             : Jl. Jati kenanga Tulangan Sidoarjo

Alasan kunjungan : ibu mengatakan datang untuk memeriksakan diri

Keluhan utama : Pasien mengatakan genetalianya mengeluarkan cairan kental dan terasa nyeri saat berhubungan

Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun                            Warna : darah
Siklus : 28 hari                         Dysmenorhea : tidak pernah
Sifat : encer                                         Fluor albus : tidak pernah


Riwayat Obstetri Yang Lalu :
No
Kehamilan
Persalinan
Bayi/Anak
Nifas
KB
Ket
Suami
Anak
Ke
UK
Pnylt
Penol.
Jenis
Tmpt
Pnylt
Seks
BB
Hidup
Penylt
ASI
PB
Mati
1.


2.


3.



1


1


1
1


2


3
39/40 mgg
39/40 mgg
38/39 mgg
-


-


-
Bidan


Bidan


Bidan
Spt.B


Spt.B


Spt.B
BPS


BPS


BPS
-


-


-
Lk


Pr


Lk
3400/50

3200/49

3300/52
18 th


14 th


10 th
-


-


-
6 bln


1 th


6 bln
Suntik 3 bln

Suntik 3 bln

AKDR
-


-


-

Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita PMS, hepatitis, AIDS, TBC, DM, epilepsy, hipertensi, jantung

Riwayat kesehatan keluarga :
Ibu mengetakan dalam keluarga tidak ada yang  menderita penyakit menular PMS,Hepatitis, AIDS, TBC, DM, Epilepsi, hipertensi, jantung

Riwayat Social
Status perkawinan :
kawin : 2x                    Usia : 28 tahun                        Lama menikah : 20 tahun

Riwayat KB :
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB pil selama 6 tahun kemudian ganti menggunakan KB AKDR selama 14 tahun karena ibu malas harus minum obat tiap hari dan kadang sering lupa.

Pola Kebiasaan Sehari-hari
·      Pola nutrisi : ibu mengatakan saat ini nafsu makannya menurun. Biasanya ibu makan 3 x / hari porsi sedang dengan menu nasi, sayur, lauk tahu, tempe, kadang ikan bendeng, daging
·      Pola istirahat : ibu istirahat ± 5 jam / hari
·      Pola aktifitas : mencuci, memasak, mengepel, menyapu
·      Pola eliminasi : uri : 4 – 5 x / hari                           alvi : 1 x / hari
·      Personal hygiene : kurang menjaga kebersihan diri
·      Pola seksual : dispereuni
·      Kebiasaan lain : ibu mengatakan punya peliharaan ayam dirumah

Keadaan Psiko Sosial Spiritial
·      Keadaan Psikologi :
·      Biasanya ibu merasa cemas karena keadaan penyakitnya menimbulkan nyeri, dispareunia.

Keadaan social
Suami klien sangat mendukung ibu untuk melakukan pengobatan

3.2               Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : terlihat cemas
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/70 mmHg                   N : 82 X/menitS : 36,7 °C                              
RR : 20 X/menit
Berat badan : 55 kg                             Tinggi Badan : 158 cm
LILA : 25 cm
Cara berjalan : normal
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala        : kulit kepala bersih, tidak rontok, warna hitam
Muka          : tidak oedema, tidak pucat
Mat             : konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidung       : bersih, tidak ada polip, tidak ada PCH
Mulut          : mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, lidah
                     bersih.
Telinga        : bersih, tidak ada serumen
Leher          : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis
Dada           : tidak ada retraksi dinding dada
Payudara     : tidak terdapat benjolam abnormal, payudara bersih
Perut           : tidak ada kelainan
Genetalia    : vulva kotor, mengeluarkan secret.
Anus           : tidak ada hemorrhoid
Ekstremitas : atas dan bawah : tidak ada oedeme, varises, tidak ada gangguan
                                                 aktifitas.

Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan vena jugularis
Dada : Tidak teraba massa/benjolan, tidak ada nyeri tekan

Perkusi
Reflek patella : + / +
Auskultasi
Paru-paru    : veksikular,
Jantung       : tidak terdengar mur- mur.

Pemeriksaan Dalam
Inspekulo : servik kemerahan, keluar cairan purulent
Dilakukan pemeriksaan pap smear, biopsi.

Data Penunjang :
Pemeriksaan darah : leukosit tinggi lebih dari 10000 sel / mm3
3.3 Assesment
         Diagnosa : Ny.”I” Umur 48 tahun dengan Serviksitis Akut
         Masalah   : Ibu cemas akan keadaannya saat ini
         Kebutuhan Tindakan segera : Kolaborasi / Rujukan ke dr.SPOG

3.4 Planning
·         Beritahukan dan jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien
R : mengurangi kecemasan klien
·         Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
R : kolaborasi dengan tim medis akan mempermudah pendiagnosaan dan pemberian terapi
·         Beritahukan pada ibu tentang penyakitnya saat ini bahwa ibu terkena cervicitis akut
R : mengurangi kecemasan klien
·         Tentramkan hati ibu bahwa servicitis akut dapat disembuhkan
R : mengurangi kecemasan ibu dan ibu dapat menerima kondisinya saat ini
·         Berikan antibiotik golongan pencillin sesuai dokter
R : pemberian antibiotik yang tepat dapat mempermudah pemyembuhan dan mencegah infeksi


3.5 Implementasi
Tanggal
Jam
Implementasi
Paraf
26 – 09 - 2011
10.30



10.35


10.50



11.00



11.15





·         Memberitahukan dan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien
E/ Ibu mengetahui keadannya dan mengurangi rasa cemas pada Ibu
·         Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
E/ kolaborasi dengan tim medis sudah dilakukan
·         Memberitahukan pada ibu tentang penyakitnya saat ini bahwa ibu terkena cervicitis akut
E/ ibu dapat mengerti dan mau menjalani terapi untuk penyembuhan penyakit
·         Menentramkan hati ibu bahwa servicitis akut dapat disembuhkan
E/ kecemasan ibu berkurang dan ibu dapat menerima kondisinya saat ini
·         Memberikan antibiotik golongan pencillin 4 x 500 mg, 7 sampai 10 hari, sesuai dokter
E/ pemberian antibiotik yang tepat dapat mempermudah pemyembuhan





BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Servisitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis dan juga merupakan infeksi non spesifik dari serviks, erosi ringan ( permukaan licin ), erosi kapiler ( permukaan kasar ), erosi folikuler ( kistik ) dan biasanya terjadi pada serviks bagian posterior. Disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas vaginalis, kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus, enterococus, e.coli, dan stapilococus .
kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi kromik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma dan dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seprti dilatasi, dan lain-lain. Servisitis terbagi atas :
Servisitis Akuta
Servisitis kronika

4.2. Saran
1.Diharapkan wanita terutama yang beresiko tinggi terkena penyakit tersebut memahami dan mengerti mengenai penyakit tersebut sehingga bisa dilakukan penanganan lebih awal dan menghindar terjadinya kegawatan. Wanita yang tidak beresiko juga menghindari terjangkitnya penyakit ini.
  2.Bidan harus memberikan asuhan yang berkualitas untuk menghindari angka kesakitan.








Daftar Pustaka


David, Ovedoff. 1995. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Bina Pura Aksara
T                                  Benzion. 1995. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Gynekologi. Jakarta : EGC
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk  Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sastrawinata, sulaiman. 1981. Ginekologi. Bandung : Elstar offset
Robin, Cotran, Humar. 1999. Buku Saku Robbins, Dasar Patologi Penyakit. Jakarta : EGC




0 komentar:

Posting Komentar