Total Tayangan Halaman

Sabtu, 09 Maret 2013

Rukun Islam dan Proses Penyempurnaan Manusia


Bab 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Setelah Allah menciptakan kakek dan nenek manusia, yaitu Adam dan Hawa, maka Allah memerintahkan kepada keduanya untuk tinggal didalam jannah (surga).
Allah berfirman :
      مِنَ فَتَكُونَا الشَّجَرَةَ هَـذِهِ تَقْرَبَا وَلاَ شِئْتُمَا حَيْثُ اًرَغَد مِنْهَا وَكُلا الْجَنَّةَ وَزَوْجُكَ أَنتَ اسْكُنْ آدَمُ يَا وَقُلْنَا
         (٣٥:  ﺍﻟﺑﻘﺭ) الْظَّالِمِينَ
Artinya : Dan Kami berkata : Hai Adam tinggallah kamu beserta istrimu didalam
               jannah ini, dan makanlah daripadanya sepuas-puasnya, sesuka hati kamu
              berdua, tetapi janganlah kamu berdua mendekati pohon itu, karena kamu  
              berdua akan menjadi orang-orang yang menganiaya diri
              (Q.S. Al Baqarah; 35)
Tetapi karena perdaya syetan, Allah mengeluarkan keduanya dari jannah tersebut dan menyuruhnya tinggal di bumi ini buat sementara waktu. Allah menyuruh manusia tinggal di bumi ini adalah untuk mengemban suatu tugas, yaitu sebagai khalifahNya. Sebagai khalifah Allah manusia memikul  dua kewajiban pokok, yaitu :
1.      Mewujudkan kemakmuran di bumi
2.      Mewujudkan kebahagiaan hidup.
Namun mewujudkan kemakmuran dan kebahagian hidup itu bukanlah tugas yang ringan dan membutuhkan persyaratan-persyaratan khusus bagi manusia. Persyaratan tersebut tidaklah dapat dimiliki manusia dengan mudah dan dalam waktu yang singkat. Melainkan membutuhkan suatu proses yang panjang dan lama serta terus menerus. Sebabnya ialah :
1.      Karena manusia dilahirkan dalam keadaan lemah
2.      Karena manusia dilahirkan dalam keadaan tidak tahu apa-apa
3.      Karena manusia mempunyai dua musuh besar yang selalu mengganggunya, agar tugas hidupnya itu tidak terselesaikan, kedua musuh tersebut ialah :
a.       Nafsu
b.      Syetan
Apabila manusia menginginkan tugas hidupnya selesai dan dapat kembali kenegeri asalnya (Jannah), maka ia harus diproses sedemikian rupa secara terus menerus, sehingga ia menjadi kuat, mempunyai ilmu yang banyak, tangguh menghadapi musuh-musuhnya, dan mampu menyelesaikan tugas hidupnya. Untuk memproses manusia, sehingga menjadi manusia yang di istilahkan dengan hamba Allah yang muttaqiin, Allah telah menyediakan sarananya pula, yaitu berupa Rukun Islam.

1.2  Tujuan
Ingin memperlihatkan kepada pembaca, bagaimana caranya Rukun Islam memproses manusia seperti yang tersebut diatas, sehingga dia mampu menyelesaikan tugas hidupnya dan berhak untuk kembali ke negeri asalnya (Jannah).

Bab 2
PEMBAHASAN
2.1  Memulai jadi Hamba Allah
Hamba Allah berarti orang-orang yang mengabdikan diri kepada Allah. Dan mengabdikan diri kepada Allah itu berarti mentaati segala urusan Allah.
Aturan Allah yang harus ditaati itu ialah apa yang terdapat didalan ajaran agama Islam. Sebab Allah menyatakan, bahwa agama yang diakuiNya hanyalah agama Islam, dan barang siapa yang mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diterima daripadanya dan orang tersebut diakherat nanti termasuk golongan orang-orang yang merugi.
Ajaran agama Islam mengatur seluruh segi kehidupan dan penghidupan manusia. Bahkan sampai masuk dan keluar kakus diaturnya sedemikian rupa.
Orang-orang yang tidak mentaati aturan Allah itu dinamakan oleh Allah dengan :
1.      Orang-orang yang sesat atau durhaka
Orang-orang yang sesat ini dinyatakan Allah sebagai pengikut syetan dan teman akrabnya.
2.      Orang-orang yang kafir
Orang-orang yang kafir ini dinyatakan Allah, bahwa pemimpin mereka adalah syetan, bahkan mereka bukanlah manusia.
Touless seorang ahli Ilmu Jiwa Moderen dalam bukunya “Psychology Religion” menyatakan : “Seseorang tanpa suatu agama yang benar-benar rasional akan lebih buruk keadaannya dari iblis-iblis”.
Selanjutnya Allah menyatakan bahwa didunia ini hanya ada dua jalan hidup bagi manusia, yaitu :
1.      Jalan hidup yang dipimpin oleh Allah
2.      Jalan hidup yang dipimpin oleh syetan.
Orang munafik ialah orang yang menyembunyikan kekafirannya dihati, tetapi menyatakan keislamannya dengan mulut.
Allah berfirman :
( ١٤٥ : النساء ) نَصِيراً  لَهُمْ تَجِدَ وَلَن النَّارِ مِنَ الأَسْفَلِ الدَّرْكِ فِي الْمُنَافِقِينَ إِنَّ
Artinya : Sesungguhnya orang – orang yang munafik itu tempatnya ditingkat yang
   paling bawah dari neraka dan tidak ada penolong bagi mereka.
   (S. An Nisa’ ; 145)
Orang fasik ialah orang yang menyatakan keislamannya dengan hati dan mulut tetapi enggan mengamalkan ajaran agama islam itu dengan anggota badannya.
Pengingkaran dengan mulut mudah sekali melaksanakannya. Tetapi pengingkaran dengan hati dan perbuatan tidaklah mudah. Pengingkaran dengan hati menghendaki pengenalan terhadap Allah SWT dan nabi Muhammad SAW. Pengenalan terhadap Allah SWT, menurut Al Qur’an, hendaklah dilakukan dengan memikirkan tentang penciptaan dan keteraturan alam. Sedangkan pengenalan terhadap nabi Muhammad SAW hendaklah dilakukan dari tiga jurusan :
1.      Tentang pribadinya
Allah dengan tegas sekali menyatakan, bahwa Muhammad mempunyai pribadi yang amat baik sekali (agung). Orang Quraisy sendiri semenjak Muhammad masih remaja sudah memberinya gelar dengan Al Amin (=terpercaya). Oleh karena itu Allah menjadikan Muhammad sebagai manusia teladan ikutan bagi manusia lainnya.
Allah berfirman :
( ٢١ : الأحزاب ) . . . حَسَنَةٌ أُسْوَةٌ اللَّهِ رَسُولِ فِي لَكُمْ كَانَ لَقَدْ
Artinya : Sesungguhnya adalah bagi kamu pada rasul Allah itu teladan yang baik
   (S. Al Ahzab; 21)
2.      Tentang fungsinya dan bawaannya.
Fungsi Muhammad hanyalah menyampaikan wahyu Allah kepada manusia. Bawaan Muhammad semuanya adalah wahyu Allah, baik yang berupa Al Qur’an maupun As Sunnah shahihah.
3.      Tentang keberhasilannya.
Keberhasilan Muhammad sudah diakui oleh dunia. Bahkan M. H. Hart (seorang tokoh sejarah dari AS) dalam bukunya “Seratus Tokoh yang paling berpengaruh di Dunia” terjemahan Mahbub Junaidi menempatkan Muhammad pada urutan yang pertama.
Apabila keyakinannya belum mantap atau masih goyang karena pengenalannya terhadap Allah dan Muhammad belum sempurna, maka ucapan dan perbuatannya sulit untuk disesuaikannya dengan kehendak/ajaran Allah dan Muhammad tersebut, sebab hatinya masih belum mau atau masih mempertanyakannya. Menurut Sayid Sabiq dalam bukunya “Aqidah Islamiyah” hal ini terjadi karena lemahnya (belum sempurnanya) aqidah (keyakinan) umat Islam (terhadap Allah dan Muhammad).
Selanjutnya pengingkaran dengan perbuatan menghendaki pengetahuan yang matang tentang ajaran agama Islam, sebab :
1.      Allah dan RasulNya menghendaki agar ajaran agama Islam itu dilaksanakan tepat sebagaimana yang diajarkanNya.
2.      Satu persatunya ajaran agama Islam itu didalam pelaksanaannya menghendaki syarat-syarat tertentu, mempunyai rukun – rukun tertentu dan mempunyai sebab – sebab tertentu yang akan membatalkannya.
3.      Allah dan RasulNya menghendaki agar ajaran agama Islam itu dilaksanakan dengan sempurna.
Maka tanpa pengetahuan yang matang mustahillah agama Islam dapat dilaksanakan dengan sempurna. Sesuai dengan apa yang diharapakan oleh Allah dan rasulNya. Dengan pengikraran perbuatan ini haruslah dilakukan setiap saat didalam seluruh segi kehidupan sampai mati.
Jadi kesimpulan dari seluruh uraian diatas adalah:
1.      Bahwa untuk menjadi hamba Allah haruslah dengan dua kalimat syahadah.
2.      Bahwa pengucapan dua kalimat syahadad harus diiringi dengan hati dan diikuti dengan penerapan ajaran sesuai yang dianjurkan oleh Islam, dalam segi kehidupan sampai mati.
3.      Bahwa pengucapan kalimat syahadah mendorong manusia untuk mengerti tentang Allah, manusia,dan alam sampai mantap dan matang. Karena dengan pengertian itulah manusia dapat mencapai kebenaran pengucapan dua kalimat syahadah.

2.2  Bukti sebagai Hamba Allah
Bukti pertama dan utama sebagai orang yang telah mengucapkan dua kalimat syahadah atau telah menjadi hamba Allah ialah dengan mendirikan sholat. Didalam surat Al mudastir ayat 42 sampai 43 diterangkan bahwa sewaktu Allah menerangkan kepada penduduk neraka mengapa meraka  masuk neraka,secara tegas mereka menjawab : antara lain disebabkan karena mereka mendirikan sholat.
Dari keterangan tersebut jelaslah bahwa sholat merupakan bukti yang utama dan pertama dari kehambaan seseorang terhadap Allah. Kalau seorang sudah mengucapkan dua kalimat syahadah, tetapi belum sholat belum dianggap hamba Allah dan tempatnya nanti di neraka. Telah dinyakan didalam hadist-hadist yang menerangkan bahwa sholat :
1.      Sholat adalah tiang agama, maka barang siapa yang mendirikannya sungguh ia telah mendirikan agama, dan barang siapa yang meruntuhkannya sungguh ia telah meruntuhkan agama ( HR Baihaqi )
2.      Barang siapa yang memeliharanya (sholat) maka ia akan memperoleh cahaya, bukti keterangan dan kebebasan di hari kiamat, dan barang siapa yang tidak memeliharanya, maka ia tidak akan memperoleh cahaya, bukti keterangan dan kebebasan dan ia di hari kiamat bersama qorun, Fir’aun, Haman dan Ubai bin Khalaf ( HR Ahmad dan Thabrani )
3.      Amalan yang mula – mula dihisab (dihitung) dari seorang hamba pada hari kiamat ialah sholatnya. Jika sholatnya diterima, maka amalan-amalan yang lainnya akan diterima juga dan sebaliknya ( HR Thabrani )
Sholat itu harus dilakukan :
1.      Dilakukan dengan pengertian yang baik tentang apa yang dibaca didalamnya.
Sholat itu dinyatakan berhasil atau diterima kalu sudah memenuhi 2 syarat.
a.       Sempurna wudhu’nya.
b.      Mengerti akan apa yang dibaca didalamnya.
2.      Dengan penghayatan yang penuh untuk mencapai hal ini maka diperintahkan :
a.       Sholat harus dilakukan dengan ikhlas ( QS. Al Bayyinah ; 5 )
Allah berfirman :
                     وَذَلِكَ الزَّكَاةَ وَيُؤْتُوا الصَّلَاةَ وَيُقِيمُوا حُنَفَاء الدِّينَ لَهُ مُخْلِصِينَ اللَّهَ لِيَعْبُدُوا إِلَّا أُمِرُوا وَمَا
        ( ٥ : البينة ) الْقَيِّمَةِ دِينُ
Artinya : Dan tidaklah mereka disuruh melainkan supaya mereka menyembah Allah
              dengan mengikhlaskan agama karenaNya ( S. Al Bayyinah ; 5 )
b.      Sholat harus dilakukan dengan khusuk ( QS. Al Mu’minun ; 1 – 2 )
Allah berfirman :
( ٢ - ١ : المؤمنون ) خَاشِعُونَ صَلَاتِهِمْ فِي هُمْ الَّذِينَ الْمُؤْمِنُونَ أَفْلَحَ قَدْ
Artinya : Sesungguhnya berbahagialah orang – orang beriman. Yang mereka khusyu’
               dalam shalatnya ( S. Al Mu’minun ; 1 – 2 )
c.       Sholat harus dilakukan dengan sempurna yaitu sempurna wudhu’nya, ruku’nya, khusuknya, dan sebagainya.
Apabila sholat telah dilakukan dengan penghayatan dan pengertian yang baik, maka akan tumbuhlah kesadaran yang tinggi sebagai hamba Allah. Sebab pegertian dan penghayatan adalah sarana untuk menumbuhkan kesadaran.
Sholat memang diwajibkan untuk menyadarkan manusia. Penyadaran akan hal tersebut terdapat dalam surat Al Fatehah. Bacaan Al Fatehah menyadarkan manusia :
1.      Bahwa Allah :
a.       Sebagai pencipta, penguasa, pengendali dan pembimbing alam semesta ini seperti terungkap dalam lafal : Alhamdulillahirabbil’alamin.
b.      Mencipta, menguasa, mengendali dan membimbing alam semesta ini dengan rahman dan rahim-Nya, yang terdapat dala lafal : Arrahmaanirrahim.
c.       Telah menyediakan kampung akhirat untuk tempat meminta pertanggung jawaban dan memberikan pembalasan kepada makhluk – makhluk yang tidak menjalankan tugasnya masing – masing. Terdapat dalam lafal : Maliki yaumiddiin.
2.      Bahwa manusia :
a.       Adalah hamba Allah yang harus melaksanakan segala aturan Allah dalam segi kehidupannya sampai mati. Terdapat dalam lafal : Iyaakana’budu.
b.      Adalah makhluk yang serba terbatas karena itulah ia meminta pertolongan kepada Allah saja, seperti terungkap dalam lafal : Waiyyaakanasta’iin.
c.       Didalam kehidupan dan penghidupannya akan menemui 2 jalan : pertama jalan wawasan islam (Shirathal mustaqim) yaitu jalan yang telah ditempuh oleh orang – orang yang telah diberi nikmat oleh Allah. Kedua jalan wawasan non-islam, yaitu jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang yang dimarahi Allah dan orang-orang yang sesat. Maka, orang yang sholat memohon agar ditunjukkan oleh allah kedalam jalan yang benar dan dijauhkan kepada jalan yang telah lakhnat oleh Allah. Terdapat dalam lafal : Ihdinash Shirathal mustaqim, Shirathal ladziina an’amta alaihim, ghairil maghdhubi’alaihim waladh dhaalliin.
3.      Bahwa alam :
a.       Adalah ciptaan Allah
b.      Diciptakan Allah dengan ciri khas tertentu dan peraturan – peraturan tertentu.
c.       Patuh betul kepada aturan Allah yang tercermin dalam lafal : Rabbil alamin.
Dengan demikian sholat benar – benar menyadarkan manusia akan fungsi dan tujuan hidupnya, kemudian mendorongnya untuk merelasasikannya secepat mungkin dengan penuh tanggung jawab. Karena itulah Allah memerintahkan agar sholat dilakukan setiap waktunya dengan baik dan sampai mati.

2.3  Bukti telah mendirikan shalat
Bukti pertama dan utama sebagai orang yang telah mendirikan sholat ialah berusaha menyelamatkan manusia dari segala penderitaannya. Usaha menyelamatkan manusia dari segala penderitaannya itu harus dilakukan dengan 2 cara :
1.      Memberikan bantuan pada orang – orang yang sedang menderita. Pemebrian bantuan ini menurut ajaran agama islam diberikan lewat beberapa jalan, seperti yang dikemukakan oleh Dr. Abdul kadir Audah dalam bukunya Al Islam Wa audha’uh al qonanih sebagai berikut :
a.       Jalan positif ada 3, yaitu harta pustaka, zakat, hak pemerintah untuk mengambil harta kekayaan pribadi buat kepentingan umum.
b.      Jalan negatif, jalan negatif ini ialah mengharamkan menimbun harta yang tidak ada gunanya ( QS At Taubah ; 34 )
Allah berfirman :
( ٣٤ : التوبة ) أَلِيمٍ بِعَذَابٍ فَبَشِّرْهُم اللّهِ سَبِيلِ فِي  يُنفِقُونَهَا وَلاَ وَالْفِضَّةَ الذَّهَبَ يَكْنِزُونَ الَّذِينَ وَ . . .
            Artinya : Dan orang – orang yang menimbun harta kekayaan emas dan perak dan
                           mereka tidak menafkahkannya dijalan Allah, maka beri khabarlah olehmu
                           kepada mereka, bahwa mereka nanti akan memperoleh azab yang sangat
                           pedih ( S. At Taubah ; 34 )
c.       Jalan fakulatif ( boleh diturut, boleh pula tidak ). Jalan ini seperti bershadaqoh dan bernafkah di jalan Allah ( QS Al Baqarah ; 261 )
Allah berfirman :
يُضَاعِفُ وَاللّهُ حَبَّةٍ مِّئَةُ سُنبُلَةٍ كُلِّ فِي سَنَابِلَ سَبْعَ أَنبَتَتْ حَبَّةٍ كَمَثَلِ اللّهِ سَبِيلِ فِي الَهُمْ أَمْوَ يُنفِقُونَ الَّذِينَ مَّثَلُ
        ( ٢٦١ : البقرة ) عَلِيمٌ وَاسِعٌ وَاللّهُ يَشَاءُ لِمَن
Artinya : Perumpamaan orang – orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah
               seperti sebuah biji yang tumbuh padanya tujuh tangkai pada tiap – tiap
               tangkai itu ada seratus biji dan Allah akan melipat gandakan kepada orang
               – orang yang dikehendakinya dan Allah itu luas pemberiannya dan amat
               mengetahui ( S. Al Baqarah ; 261 )
2.      Membangun kehidupan dan penghidupan manusia sampai tercapai tujuannya, yaitu hidup makmur dan berbahagia. Karena dengan jalan inilah manusia akan dapat bebas dari segala penderitaannya.
Untuk maksud itulah Allah memerintahkan kepada orang yang sholat, apabila telah selesai mengerjakan sholat, maka hendaklah bertebaran di muka bumi untuk mencari karunia Allah sambil mengingat Allah banyak – banyak. Terdapat dalam surat Al Jum’ah ; 10. Peraturan Allah yang harus dihiraukan dalam menggarap bumi tersebut ada 2 macam :
1.      Peraturan Allah yang berlaku bagi bumi sendiri, yang kita istilahkan dengan sunnatullah. Peraturan pokok sunnatullah yang harus dihiraukan manusia dalam rangka menggarap bumi ialah :
a.       Segala sesuatu diciptaakan oleh Allah dengan ukuran – ukuran tertentu ( QS. Al Qomar ; 49 )
Allah berfirman :
( ٤٩ : القمر ) بِقَدَرٍ خَلَقْنَاهُ شَيْءٍ كُلَّ إِنَّا
Artinya :  Sesungguhnya segala sesuatu Kami ciptakan dia dengan ukuran tertentu
     ( S. Al Qomar ; 49 )
b.      Segala sesuatu yang dicipatkan Allah dengan berpasang-pasangan ( QS Adz Dzariyat ; 9 )
Allah berfirman :
      ( ٤٩ : الذاريات ) . . . زَوْجَيْنِ خَلَقْنَا شَيْءٍ كُلِّ وَمِن
Artinya : Dan dari segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan   
    ( S. Adz. Dzariyat ; 49 )
c.       Bagi segala suatu ada hukum pertimbangan ( QS Ar Rahman ; 7-8 )
Allah berfirman :
( ٨ - ٧ : الرحمن ) الْمِيزَانِ فِي تَطْغَوْا أَلَّا الْمِيزَانَ وَوَضَعَ رَفَعَهَا وَالسَّمَاء
Artinya : Dan langit Ia tinggikan dia dan Ia adakan hukum perimbangan. Karena itu
               sekali – kali jangan kamu langgar hukum perimbangan itu.
               ( S. Ar Rahman ; 7 – 8 )
d.      Sunnatullah itu berlaku serba tetap ( QS Al Ahdzab ; 62 dan Fatir ; 43 )
Allah berfirman :
( ٤٣ : فاطر   ٦٢ : الأحزاب ) . . . تَبْدِيلاً اللَّهِ لِسُنَّتِ تَجِدَ فَلَن . . .

Artinya : Dan kamu tidak akan pernah menemui pada sunnatullah itu perubahan.
               ( S. Al Ahzab ; 62 dan Fatir ; 43 )
e.       Sunnatullah itu satu dengan yang lainnya saling berkaitan atau saling bekerja sama untuk tujuan –tujuan tertentu.
f.       Pada alam berlaku hukum sebab dan akibat ( QS Al A’raf : 96 dan Shad ; 10 )
g.      Alam diciptakan Allah untuk manusia ( QS Al Baqarah ; 29 )
2.      Peraturan Allah yang berlaku untuk manusia sebagai makhluk rohani yang kita istilahkan dengan dinullah. Peraturan pokok dinullah yang harus dihiraukan manusia dalam menggarp bumi antara lain :
a.       Belajar dan bekerja dengan sungguh – sungguh ( QS Al Hajj ; 78 )
Allah berfirman :
( ٧٨ : الحج ) . . .  جِهَادِهِ حَقَّ اللَّهِ فِي وَجَاهِدُوا
Artinya : Dan bersungguh – sungguhlah kamu di jalan Allah dengan sebenar – benar 
               kesungguhan ( S. Al hajj ; 78 )
b.      Bekerja sama dengan baik ( QS Al Ma’idah ; 2 )
Allah berfirman :
( ٢ : المائدة ) . . .وَالتَّقْوَى الْبرِّ عَلَى وَتَعَاوَنُواْ . . .
Artinya : Dan brtolong – tolonglah kamu atas kebaikan dan ketaqwaan
               ( S. Al Maidah ; 2 )
c.       Disiplin yang tinggi
d.      Jangan boros dan hendaklah hemat ( Qs Al Isra’ ; 27 )
Allah berfirman :
( ٢٧ : الإسراء ) . . . الشَّيَاطِينِ إِخْوَانَ كَانُواْ الْمُبَذِّرِينَ إِنَّ
Artinya : Sesungguhnya orang – orang yang boros itu adalah temannya syetan
               ( S. Al Isra’ : 27 )
e.       Carilah segala yang haram ( HR muslim )
f.       Teguh pendirian ( QS Hud ; 112 dan Ali Imran ; 60 )
Karena itulah segala peraturan Allah adalah benar dan oleh karena itu manusia harus menjalankannya. Dunia sekarang menjadi krisis karena manusia sudah tidak mentaati peraturan Allah. William james ( tokoh ahli jiwa dari Amerika Serikat ) mengatakan satu – satunya obat bagi kegelisahan (sumber krisis) ialah percaya kepada tuhan.
Apabila manusia telah mentaati segala aturan dengan baik dan benar diistilahkan dengan takwa. Maka Allah berjanji akan membukakan barokahNya dari langit dan bumi ( QS Al A’raf ; 96 ).
Oleh karena itu kekayaan harus dinafkahkan ke jalan Allah. Orang – orang yang menahan harta Allah ditangannya termasuk orang – orang yang ingkar kepada nikmat Allah.  ( QS Thaha ; 124 dan Al Baqarah ; 39 ). Dengan demikian kualitas kemanusiaannseseorang ditentukan pula dengan besarnya bantuan terhadap orang lain dan besarnya usaha dalam mewujudkan tujuan hidup manusia. Dari seluruh keterangan diatas jelaslah bahwa zakat dan shadaqoh, infak serta lainnya adalah bukti utama keberhasilan sholat seseorang. Oleh karena itu Al Qur’an selalu mengiringi sholat dengan zakat.

2.4  Pemantapan hasil shalat
Sudah dijelaskan, bahwa bukti dari telah mendirikan shalat ialah berusaha menyelamatkan manusia dari segala penderitaannya atau mencapaikan tujuan hidupnya dengan penuh tanggung jawab.
Tetapi rasa tanggung jawab dan kesediaannya untuk memberikan bantuan tersebut sering terganggu. Adapun hal-hal yang mengganggunya itu ialah:
1.      Kecintaan manusia kepada harta
Dan kecintaan manusia kepada harta yang banyak ini amat bersangatan sekali
Allah berfirman :
( ٨ : العاديات ) لَشَدِيدٌ الْخَيْرِ لِحُبِّ وَإِنَّهُ
Artinya: Dan sesungguhnya dia mencintai harta itu bersangatan sekali
              (S. Al’Adiyat ; 8)
2.      Godaan syetan
Syetan menggoda manusia dalam hal harta ini dengan dua cara, yaitu:
a.       Menganjurkan manusia untuk berlaku kikir.
b.      Menganjurkan manusia untuk berlaku boros.
c.       Ujian Allah
Setiap orang yang mengaku beriman pasti akan diuji oleh Allah, sehingga terbukti dalam kenyataan, bahwa dia benar-benar beriman disini : benar-benar telah mendirikan shalat ( S. Al Ankabut 2-3 )
            Karena itu mungkin saja ketiga hal tersebut akan melemahkan atau menggoyahkan hasil shalat yang telah diperoleh. Karena itu manusia perlu disadarkan lagi dengan penderitaan yang serimg dialami leh orang-orang miskin. Untuk maksud inilah diwajibkan Allah kepada manusia untuk berpuasa.
Selama berpuasa itu:
1.      Manusia disadarkan akan hebatnya penderitaan lapar yang sering dialamioleh orang-orang miskin dan tidak berpunya.
2.      Manusia dilatih untuk menahan dan menendalikan seluru rayuan nafsunya.
3.      Manusia dilatih untuk menoak godaan syetan.
4.      Manusia dilatih untuk menundukan akal sehat dan emosinya kepada kehendak  ( aturan ) Allah ( S. Al Baqarah 183 ).
Allah berfirman :
( ١٨٣ : البقرة ) تَتَّقُونَ لَعَلَّكُمْ قَبْلِكُمْ مِن الَّذِينَ عَلَى كُتِبَ كَمَا الصِّيَامُ عَلَيْكُمُ كُتِبَ آمَنُواْ الَّذِينَ أَيُّهَا يَا
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
               sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
               bertakwa, ( S. Al Baqarah ; 183 )
Dari uraian diatas jelaslah, bahwa puasa telah menambah kesadaran mnausia untuk membantu orang-orang miskin dan tidak berpunya, kemudian menambah kekuatan mental manusia agar tidak terayu oleh cumbuan nafsu dan tergoda oleh godaan syetan serta tabah dalam menghadapi ujian Allah pada waktu merealisasikan pembebasan manusia dari segala penderitaannya atau mewujudkan tujuan hidup manusia dalam kenyataan kehidupan sehari-hari.

2.5  Penyempurnaan
Bahwa sholat adalah ibadah rohani, zakat adalah ibadah harta dan puasa adalah ibadah jasmani sedangkan haji adalah ibadah yang mencakup keseluruhan, ibadah rohani dengan talbiyah dan wukuf, ibadah harta dengan pembiayaannya dan ibadah jasmani dengan tawaf, sa’i dan melempar jumroh.
Mula – mula Allah memerintahkan kepada manusia untuk melaksanakan ibadah haji. Dalam firmannya (QS. Ali Imran ; 97 )
Allah berfirman :
( ٩٧ : عمران آل ) . . . سَبِيلاً إِلَيْهِ اسْتَطَاعَ مَنِ الْبَيْتِ حِجُّ النَّاسِ عَلَى وَلِلّهِ . . . .
Artinya : Dan menjadi kewajiban bagi manusia terhadap Allah untuk berhaji ke
               Ka’bah itu, yaitu bagi orang -  orang yang sanggup mengunjunginya
               ( S. ali irman ; 97 )

Manfaat – manfaat yang perlu diambil dari pelaksanaan haji antara lain :
a.       Haji untuk memenuhi panggilan Allah sehingga begitu ibadah ini dimulai dan diucapkan adalah     - ﻟﺑﻴﻙ ﺍﻟﻟﻬﻡ ﻟﺑﻴﻙ
b.      Dengan haji semua umat islam dari seluruh dunia berkumpul pada suatu tempat untuk melaksanakan ibadah yang sama dengan pakaian yang sama.
c.       Haji adalah ibadah yang banyak sekali hubungannya dengan kehidupan dan perjuangan nabi Ibrahim dan keluarganya. Apalagi memang diperintahkan oleh Allah untuk mengikuti agama nabi Ibrahim seperti difirmankannya Ali Imran ; 95. Karena itu Allah menceritakan kepada kita dalam Al Qur’an tentang bagaimana nabi Ibrahim mencari, menyiarkan, menegakkan dan mebela kebenarannya.
Jadi kesimpulannya :
1.      Ibrahim yang berpikirkan sehat dan merdeka tidak bisa menerima kenyataan situasi keluarganya yang bergemilang dalam kemusyrikan dalam menyembah patung.
2.      Karena itu ibrahim berusaha menyelidiki dengan tekun dan sepenuhnya minat dan cermat siapakah yang patut disembah manusia.
3.      Kebenaran ini diyakini Ibrahim karena berdasarkan penyelidikan.
4.      Karena kebenaran itu disampaikan dan dipertahankan oleh Ibrahim.
5.      Karena kesediaan Ibrahim mengorbankan segala apa yang ada padanya.
d.      Selama musim haji umat islam yang melksanakn ibadah haji dianjurkan untuk berziarah ketempat – tempat bersejarah yang terjadi di zaman nabi Muhammad.
Bangsa Indonesia dalam perjuangan kemerdekaannya pun telah melalui fase – fase seperti yang dilalui nabi Ibrahim. Yang :
1.      Bangsa Indonesia tidak dapat lagi menerima situasi dijajah lagi oleh bangsa asing.
2.      Lantas mereka mencari kebenarannya.
3.      Kebenarannya tersebut lantas mereka memproklamasikan ke seluruh dunia.
4.      Karena itu bangsa Indonesia mendapat tantangan dari penjajahnya terdahulu.
5.      Karena kesediaan bangsa Indonesia memperjuankan segala – galanya maka sukseslah perjuangn mereka.
e.       Ibadah haji adalah ibadah yang memberikan kesan kerohanian yang luar biasa hebatnya sehingga Dr Soedjatmoko pernah mengatakan “Saya belum pernah merasakan kebahagiaan yang begitu tinggi kecuali ketika saya bersujud di sisi ka’bah di tanah suci Mekkah”.
Setiap orang yang sudh naik haji pasti menginginkan agar hajinya menjadi haji mabrur. Karena itu dia harus menjadi pelopor dalam menjadi penyelamat manusia agar mencapai tujuan hidup mereka.
Dari seluruh uraian di atas jelaslah bahwa haji menyempurnakan ke hambaan manusia kepada Allah.

Bab 3
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Menyimpulkan apa – apa yang telah kita bicarakan dengan bagian – bagian yang terdahulu. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut ini :
1.      Negeri asal manusia adalah Jannah ( Surga )
2.      Manusia dikirim oleh Allah ke bumi ini adalah untuk menjadi khalifahNya, dengan dua kewajiban pokok, yaitu mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan hidup bagi umat manusia.
3.      Pada suatu waktu nanti manusia harus kembali ke negeri asalnya, Kalau tidak dia harus masuk mereka. Sebab pada waktu itu hanya ada dua tempat itu saja.
4.      Sarana yang telah ditetapkan oleh Allah untuk pembinaan tersebut ialah Rukun Islam yang lima, yaitu : syahadah, shalat, zakat, puasa dan haji.
5.      Untuk memulai jadi hamba Allah ialah dengan mengucapkan dua kalimat syahadah.
6.      Perbuatan paling utama untuk membuktikan kebenaran syahadah seseorang ialah shalat.
7.      Dengan demikian bukti paling utama, bahwa seseorang sudah shalat dengan baik ialah bersedia mengorbankan apa saja miliknya untuk mewujudkan tujuan hidup manusia tersebut dalam bentuk zakat, shadaqah, infaq, dan sebagainya.
8.      Akan tetapi rasa tanggung jawab dan kesediaan berkorban tersebut akan sering terganggu oleh nafsu cinta harta manusia, godaan syetan dan ujian Allah. Karena itu rasa tanggung jawab dan kediaan tersebut perlu dimantapkan. Sarana untuk memantapkan itu ialah puasa.
9.      Haji benar – benar hendak menyempurnakan pengabdian manusia kepada Allah. Sebab untuk melaksanakan haji tersebut manusia harus mengorbankan segala – galanya (harta, tenaga, fikiran, perasaan, anak, istri, tanah air, dan waktu) dan menanggung segala macam perbuatan yang ditimbulkannnya (waktu berangkat, waktu disana, dan waktu pulang).
10.  Sesudah itu orang haji diperintahkan pula untuk meresapi perjuangan Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW dalam pengabdian keduanya terhadap Allah dengan mengorbankan segala – galanya dan menanggung segala macam derita yang ditimbulkannya.

3.2  Saran
Disarankan :
1.      Agar apa – apa yang telah dibicarakan itu benar – benar menjadi milik kita dan dapat kita amalkan menuntut semestinya.
2.      Semoga tulisan ini member dorongan yang kuat kearah perbaikan tersebut.
3.      Agar semua umat islam hendaknya selalu mengamalkan Rukun Islam dalam kehidupan sehari – sehari baik dengan penyempurnaan maupun tanpa penyempurnaan.

0 komentar:

Posting Komentar