Total Tayangan Halaman

Jumat, 08 Maret 2013

P4K


SITUASI
Di Desa Maju Terus jumlah penduduknya 372 orang. Disana terdapat sebuah Pustu Rajasa yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar desa lima hari dalam seminggu yaitu Senin sampai Jumat pukul 08.00 hingga 12.00. Jumlah pasien rata-rata 13 perhari sedangkan angka  kesakitan meningkat. Penyakit yang sering menyebabkan kematian terbesar adalah diare (48%) dan deman berdarah (32%). Hal ini sering terjadi pada musim panca roba dan disebabkan oleh kurangnya pendekatan bidan terhadap masyarakat di desa tentang keberadaan Pustu dan manfaat Pustu yang ada di desa. Tenaga kesehatan yang ada di PUSTU adalah 1 dokter umum, 1 bidan, 1 perawat dan 1 administrasi

ANALISIS DATA
1)             Man       : Tenaga kesehatan cukup tetapi kurang berkompeten
2)             Money   : gaji yang diberikan tidak sesuai
3)             Material             : obat-obatan yang tersedia cukup
4)             Methode            : protap yang diberikan dan digunakan masih jauh dari standart. Pengetahuan masyarakat mengenai manfaat pustu kurang dan masyarakat tidak tahu keberadaan PUSTU
5)             Machine             : sudah ada ambulance ruangan sesuai dengan standart yaitu: luas, berwarna-warni, ventilasi yang cukup.
6)             Market   : pelaksanaan posyandu sudah dilakukan namun masyarakat kurang berpartisipasi

1                    PERENCANAAN
*      Methode
*        Pembuatan Protab/SOP tiap kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat.
*        Pembuatan program kerja dan profil Pustu
*        Pembuatan struktur organisasi Pustu
*        Pembagian job description staf Pustu secara tepat
*        Menjelaskan visi dan misi kepada staf Pustu
*        Membuat program kesehatan yang inovatif
*        Melakukan pendataan masalah kesehatan di wilayah kerja

*      Market
*        Pembuatan sarana penempelan media promosi kesehatan yaitu mading dan papan pengumuman.
*        Menjelaskan program Pustu kepada staf Pustu, staf desa dan kader kesehatan
Menyebarluaskan informasi pelayanan dan keberadaan Pustu kepada masyarakat dan lintas sektoral

*      Man
*        Mengajukan surat permohonan penambahan tenaga kesehatan yang lebih berkompeten ke puskesmas dan dinas kesehatan.

*      Material
*        Untuk memenuhi kebutuhan obat yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah pasien, kami meminta tambahan jumlah obat bulanan dari Puskesmas.

Tujuan :
Diharapkan pelayanan kuratif di Pustu dapat berjalan dengan baik.
Pengembangan :
1)        Methode :
Setiap staf menjalankan job description dengan baik
Program berjalan sesuai perencanaan
2)        Market
Media yang mencakup semua wilayah desa
3)        Man
Mendapat tenaga kesehatan yaitu dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi yang berkualitas dan dapat merangkul semua masyarakat
4)        Material
Membuka apotik bagi pasien umum dan jamkesda
2.                  PENGORGANISASIAAN

3.                  PERGERAKAN PELAKSANAAN
*      Merangkul tokoh masyarakat dan masyarakat dalam menjalankan program dan pembentukan kader
*      Mengadakan pelatihan kepada kader
*      Memberikan reward pada masyarakat termasuk kader yang telah mau bekerja sama demi tercapainya program
*      Melakukan kerja sama dengan anggota masyarakat dalam pengadaan alat untuk promosi PUSTU
*      Melaksanakan rapat rutin 3 bulan sekali untuk evaluasi program kerja dan aktivitas harian

4.                  PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
*      Mencakup kualitas tenaga kesehatan PUSTU
*      Pemanfaatan dana sesuai dengan alokasi PUSTU
*      Pembuatan laporan pemasukan dan pengeluaran keuangan
*      Pelaksanaan program di lapangan sesuai dengan perencanaan program awal
*      Obat yang diberikan sesuai dengan keluhan
*      Pelaksanaan kerja sama dengan puskesmas setempat
*      Pendataan pasien dilakukan menggunakan rekam medik

5.                  EVALUASI
*      Puskesmas mengirimkan tenaga kesehatan yang profesional berjumlah 2 orang (1 bidan dan 1 perawat).
*      Tenaga kesehatan menjalankan tugas sesuai struktur organisasi
*      Pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan
*      Pasien mengetahui manfaat keberadaan PUSTU di desanya
*      Dari pasien yang datang setiap harinya, 75% pasien sembuh
*      Pengadaan obat sudah mencukupi


Disusun Oleh Kelompok 2:
1.      Diah Agustiyaningrum    (10)
2.      Ervintia Indriani              (13)
3.      Musahadah                       (20)
4.      Okta Putri Pratiwi           (
5.      Tatum Puspitasari           (33)
Disebuah BPS yang terletak di daerah terdiri dari seorang bidan yang memiliki 1 orang pegawai  lulusan D3 kebidanan . BPS tersebut mempunyai sarana prasarana berupa mobil ambulans, 1 ruang VK Bersalin, 1 Ruan Pemeriksaan,1 tempat tidur khusus pemeriksaan, 2 tempat tidur khusus persalinan, 1 kamar mandi pasien, 1 ruang bayi dengan 1 couve,1 ruang nifas yang terdiri dari 1 tempat tidur, peralatan berupa 1 tensimeter, 1 stetoskop, 3 termometer, 1 senter, dll ( khusus pemeriksaan fisik orang dewasa ), 1 set alat pemeriksaan bayi, 2 set partus pack, 2 set heating pack, alat resusitasi, 2 tabung Oksigen, emergency medicine, dan lain – lain.di tiap dinding BPS terdapat Protap – protap seperti teknik menyusui yang benar, cara menjaga kehamilan, tahap perkembangan pertumbuhan janin dalalm rahim, tanda bahaya persalinan, jadwal imunisasi dasar lengkap, posisi melahirkan, dan senam hamil.
jika di rata – rata dalam 1 hari pasien yang diterima pada BPS tersebut :
pasien yang datang dengan alasan ANC                                = 35 Orang
Pasien yang datang dengan alas an control PNC                   = 10 Orang
pasien yang datang dengan alasan INC                                  = 3-4 Orang
pasien bayi dan balita yang datang dengan alasan sakit         = 25 Orang
pasien KB                                                                               = 5 – 6 Orang
Modal BPS berasal dari tunjangan pensiun bidan astutik dan dari penghasilan suami. Sumber dana yang digunakan untuk kelangsungan BPS berasal dari pasien dan tunjangan pensiun. Rata pendapatan perhari yang didapat bidan Astutik ± 2.500.000. Antara uang pribadi dengan pendapatn dari BPS dicampur menjadi satu
Tetapi pada suatu hari BPS tersebut mengalami penurunan secara drastic akibat berkurangnya pasien yang diikuti dengan berkurangnya jumlah pendapatan. hal ini dikarenakan berdirinya sebuah BPS baru yang terletak tidak jauh dari BPS tersebut dengan fasilitas dan tingkat kenyamanan yang lebih dibutuhkan pasien. penurunan ini belangsung selama 2 minggu. berikut rincian penurunan yang terjadi di BPS Astutik ;
pasien yang datang dengan alasan ANC                                = 10Orang
Pasien yang datang dengan alas an control PNC                   = 2 Orang
pasien yang datang dengan alasan INC                                  = 1-2 Orang
pasien bayi dan balita yang datang dengan alasan sakit         = 7-8Orang
pasien KB                                                                               = 2-3 Orang
rata pendapatan perhari yang didapat bidan Astutik ± 1.200.000
Dari kejadian tersebut bidan Astutik membuat suatu perencanaan dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan tujuan agar jumlah pasien yang datang setiap hari tidak menurun atau dapat meningkat dari target yang diinginkan. Adapun perencanaan tersebut meliputi :
1.      Menambah asisten bidan1 orang lulusan D3 kebidanan yang mempunyai komitmen dalam meningkatkan kualitas pelayanan.serta ramah terhadap pasien
2.      melengkapi sarana dan prasarana yang belum lengkap. yaitu kursi di ruang tunggu ditambah 4 buah, menambah 1 tempat tidur di ruang nifas
3.       Memperbaiki pelayanan yang diberikan dalam melayani pasien.
4.      Memberikan 1 buah susu 250 ml pada setiap ibu ANC untuk menarik minat ibu untuk ANC atau INC di tempat BPS Astutik.
5.      Merubah manajemen keuangan dengan memisahkan antara uang pribadi dengan uang hasil pendapatan yang diperoleh dari BPS.
Dari perencanaan yang telah di buat maka diprediksikan jumlah pasien yang datang di bidan Astutik akan meningkat. setelah perencanaan di buat maka dilakukan pengorganisasian. dimana di dalam pengorganisasian tersebut merupakan proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan yang telah dibuat. Setelah itu dilakukan pengarahan dan pengimplementasian dimana proses tersebut merupakan proses memotivasi semua aspek agar dapat menjalankan tanggungjawab sebagaimana yang direncanakan.
Hal yang dilakukan berikutnya adalah pengawasan atau pengendalian. Bidan Astutik membuat 1 kotak saran yang di taruh di depan BPS yang dapat digunakan oleh pasien dalam menggungkapkan puas atau tidaknya pasien terhadap pelayanan yang diberikan. Hal tersebut dilakukan untuk memantau sejauh mana kualitas yang diberikan bidan beserta karyawannya dalam meningkatkan kepuasan pelanggan.

Kegiatan yang terakhir adalah evaluasi untuk menilai keefesien dan keefektifan perencanaan yang telah dibuat, apakah sudah memenuhi target apa tidak. dari hasil ternyata didapatkan hasil bahwa semua perencanaan yang dilakukan dapat meningkatkan jumlah pelanggan yang datang di BPS Astutik.

Nama kelompok 3:
*Adhita K. Pertiwi (02)
*Ewing P.               (15)
*Nikmatur Rohmah            (21)
*Reza Munica R. Y.           (23)
*Yalesfa N.                         (39)
KASUS
Di desa Sukamaju, hanya terdapat satu tempat Pelayanan Kesehatan yakni ‘’BPS Melati’’. Di BPS ini terdapat Bidan Citra selaku pemilik BPS , yang memiliki 1 asisten Bidan yaitu Bidan Laras. Selain menjabat sebagai asisten Bidan Citra, Bidan Laras juga sebagai tenaga Administrasi. BPS Melati ini melati mempunyai 1 ruang administrasi, 1 kamar bersalin, 1 ruang periksa untuk ibu hamil , 1 ruang rawat inap untuk ibu Nifas yang terdiri dari 2 bed , 2 kamar mandi untuk pegawai dan pasien. Untuk fasilitas air bersih, BPS Melati menggunakan air sumur dan untuk penerangan listrik BPS melati cukup dengan lampu. Rata-rata setiap bulannya BPS melati terdapat 40 ibu bersalin ,  100 ibu periksa hamil,  55 ibu dengan pelayanan KB ,  balita dan anak sakit . bayi mendapatkan imunisasi.untuk jam kerja di BPS Melati adalah 24 jam penuh. Jam buka BPS melati pagi hari mulai jam 07.00-11.00 dan malam buka jam 17.00-21.00 dan untuk pelayanan ibu bersalin adalah 24 jam. Bidan Citra tidak cukup memiliki alat transportasi . hanya memiliki 1 mobil untuk alat angkut pasir/ barang-barang mata pencaharian sumainya.
Alat- alat kesehatan yang dimiliki oleh BPS Melati :
a)      Tensimeter 2 buah                   ( dapat digunakan semua )
b)      Steteskop 2 buah                     ( 1 rusak )
c)      Partus Pack 2 set                     ( layak pakai semua )
d)     Heacting Set 2 set                   ( layak pakai semua )
e)      Alat Periksa Hamil 1 set                     ( tidak lengkap)
f)       Timbangan 1 buah                   ( layak pakai )
g)      Termometer  3 buah                ( 1 rusak )
h)      Obat-obatan darurat                ( tidak ada )
i)        Obat-obatan generik               ( tersedia tetapi tidak lengkap )

Masalah:
1.      Jumlah staff/tenaga kesehatan kurang, tidak sesuai bidang yang dikerjakan, serta jam kerja untuk satu tenaga kerja 24 jam, sehingga kurang memperhatikan kesejahteraan pegawai di BPS Melati.
2.      Fasilitas kesehatan yang kurang memadai berhubungan dengan jumlah pasien yang banyak pada setiap bulannya.
3.      Sarana transportasi kurang memadai.

Prioritas Masalah:
1.      Kurangnya dana untuk memperbaiki fasilitas dan alat kesehatan yang kurang memadai.
2.      Tenaga kesehatan yang kurang

Tujuan:
1.      Meningkatkan standar pelayanan kesehatan, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas, sehingga kebutuhan klien terpenuhi, dan klien merasa puas atas pelayanan yang diberikan.

Harapan yang ingin dicapai:
1.      Jumlah dan kemampuan tenaga sesuai dengan keahlian bidangnya masing-masing (minimal satu tenaga administrasi, tiga bidan, dan dua pembantu bidan).
2.      Fasilitas yang masih kurang bisa terpenuhi segera:
a)      Stetoskop minimal dua buah.
b)      Partus pack dan heacting set minimal 4 buah.
c)      Alat periksa hamil minimal 3 set.


1 bidan, 3 asisten bidan
 
 
Pengorganisasian


 



1 pembantu rumah tangga
 
 






 








Penggerakan
Ø  Mengelola Sumber Daya Manusia
·         Mengikuti pelatihan tentang pelayanan kebidanan secara profesional.
·         Menganjurkan bidan untuk menerapkan komunikasi terapeutik.
·         Memotivasi bidan untuk meningkatkan kualitasnya dari segi pengetahuan dan keterampilan.
·         Meningkatkan hubungan koordinasi antara bidan, tenaga administrasi, dan pembantu bidan dalam pemberian pelayanan pada klien.

Pengawasan dan Pengendalian
a)      Melakukan pemeriksaan asuhan kebidanan sesuai  standar yang ada.
b)      Melakukan survey kepada klien dan timbul baliknya.
c)      Membuat standar pelayanan atau standar pelayanan asuhan kebidanan dan alat kesehatan.

Evaluasi:
Masalah sudah teratasi sebagian:
1.      Bidan citra sudah mendapatkan 3 asisten bidan (bidan Laras, Bidan Ana, Bidan Karomah), 1 tenaga adminitrasi (bu Tini), dan 1 pembantu rumah tangga (Bu Sarkiyem). Dan masing-masing dari pegawainya sudah memahami tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
2.      Untuk alat kesehatannya seperti stetoskop rusak sudah diganti dengan yang baru dan alat periksa hamil sudah lengkap.

Nama Kelompok 4:
1.      Arindah Tratu Mahardian (05)
2.      Astried Maya Massitoh (07)
3.      Ayutthya Rizky Larasatie (08)
4.      Riska Nur Azizah ()
5.      Titi Nirmala ()
6.      Wiwik Anggraeni (37)
Analisa situasi
BPS “R” termasuk salah satu dari sekian banyak BPS yang ada di Surabaya. Setelah kami mengamati selama 2 minggu, kami menemukan adanya kesenjangan atau masalah yang terjadi pada BPS tersebut. Kami mengamati berdasarkan 6M dan 1T. Antara lain sebagai berikut:
1.                                                      Man           : Di BPS tersebut selain Bidan yang merupakan pemilik BPS, juga ada seorang asisten yang membantu pekerjaan tersebut. Namun, kami mengamati bahwa 2 orang tenaga medis masih kurang disebabkan banyaknya pasien yang datang ke BPS tersebut.
2.                                                      Money       : Disebabkan kurangnya tenaga di BPS tersebut, dalam manajemen keuangan
juga kurang teratur. Sehingga bidan tidak bisa menyisihkan keuntungan untuk menambah alat dan obat-obatannya.
3.                                                      Material     : Di BPS “R” hanya ada 2 tempat tidur di ruang nifas, dan 2 ranjang di VK. 
Karena pasien yang bersalin cukup banyak maka pasien yang melahirkan diperbolehkan pulang setelah 6 jam PP. Dan apabila ada pasien yang harus menginap dan tidak ada ranjang, bidan meletakkan pasien di ranjang cadangan yang ada di VK. Kursi tunggu yang ada di teras rumah pasien hanya tersedia sedikit, sehingga pasien atau keluarga yang menunggu terlihat tidak teratur. Stok obat yang ada di BPS tersebut sering habis. Sehingga terkadang pasien harus membeli obat sendiri.
4.                                                      Method     : Metode pelayanan yang diberikan di BPS tersebut kami rasa sudah cukup baik karena bidan telah menerapkan standart dalam setiap pelayanan yang diberikan. Dalam merujuk pasien bidan memilih tempat yang paling dekat dengan BPS dan sesuai dengan kondisi serta kebutuhan pasien.
5.                                                      Machine    : Di BPS tersebut tidak terdapat otoklaf untuk menyeterilkan alat. Biasanya bidan menggunakan metode merebus untuk menyeterilkan alat-alat. Di BPS sudah terdapat USG.
6.                                                      Market       : BPS ‘R’ memiliki banyak pasien yang berasal dari daerah sekitar BPS berdiri, bahkan beberapa pasien berasal dari daerah yang jaraknya cukup jauh dari BPS. Mayoritas pasien memilih BPS ‘R’ karena biaya pelayanan yang cukup murah sehingga terjangkau oleh masyarakat baik dari kalangan ekonomi menengah atas maupun ekonomi menengah bawah.
7.                                                      Time          : Jam praktek di BPS ‘R’ sudah diatur dalam beberapa waktu. Untuk pelayanan periksa kehamilan, imunisasi, KB maupun anak sakit dimulai pukul 07.30 hingga pukul 12.00 dan dilanjutkan pada pukul 16.00 hingga 20.30. untuk persalinan BPS ‘R’ menerima 24 jam.
Manajemen Pelayanan Kebidanan
1.      Perencanaan, peramalan dan pengembangan
Untuk mengatasi masalah yang ada di BPS ‘R’ kami membuat beberapa rencana antara lain:
·         Menambah jumlah asisten bidan
·         Memperjelas pembagian kerja (jadwal libur asisten, tugas asisten)
·         Memperbaiki regulasi obat dan pengaturan keuangan
·         Menambah sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan
·         Menambah mesin (otoklaf)

Dengan  melaksanankan rencana yang telah kami buat kami memprediksikan bahwa tugas bidan dan asisten akan lebih ringan sehingga stressor dalam bekerja tidak terlalu tinggi, pelayanan yang diberikan lebih optimal karena bidan dan asistennya (yang juga seorang bidan ) dapat bekerja secara totalitas sehingga pelayanan yang diberikan dapat lebih bermutu.  Pasien tidak perlu menunggu terlalu lama untuk dapat dilayani.
Pembagian jadwal kerja yang jelas dan teratur  dapat mencegah kekurangan tenaga medis pada saat memberikan pelayanan kepada pasien. Asisten bidan semakin memahami peran dan fungsinya jika sebelumnya mereka dibekali pengetahuan tentang kewajiban, hak , apa yang mereka boleh dan tidak boleh lakukan  selama mereka bekerja di BPS.
Ditambahnya jumlah asisten akan dapat memperbaiki regulasi obat yang ada di BPS karena tersedia tenaga yang dapat melakukannya. Dengan jumlah asisten yang cukup maka ada seorang atau beberapa orang asisten yang dapat mencatat obat yang masuk dan keluar sehingga dapat diketahui obat apa yang harus ditambah persediaannya  begitu  dibutuhkan obat secara mendadak sedangkan persediaan obat tersebut tidak ada.
Untuk penambahan material seperti tempat tidur pasien  akan memperbaiki kualitas pelayanan yang diberikan misalnya pasien nifas  dapat memperoleh pengawasan sesuai standar pelayanan ibu nifas yaitu minimal 24 jam post partum sehingga adanya perdarahan primer dapat lebih cepat ditangani. Untuk penambahan sarana di ruang tunggu BPS akan mengurangi ketidakteraturan pasien dan keluarganya saat mengantri. Untuk meningkatkan kenyamanan dalam mengantri dapat pula disediakan televisi dan bahan bacaan seperti majalah dan koran.
Untuk meningkatkan keamanan dari infeksi silang antar pasien dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja pengadaan mesin otoklaf dapat dilakukan.

2.      Pengorganisasian
Di BPS “R” memerlukan pelayanan kebidanan yang berasal dari sumber daya primer yaitu manusianya, yang dalam hal ini adalah bidan beserta asisten yang ada di BPS tersebut dan juga sumber daya sekunder yaitu berupa sarana dan prasarana yang memadai yang dapat menunjang kelangsungan dalam pelayanan kebidanan yang dilakukan. Dalam kondisi ini BPS “R” harus lebih meningkatkan kinerja bidan dan asisten bidan secara komprehensif dan berkesinambungan serta menambah sarana dan prasarana demi menunjang keberhasilan suatu pelayanan kebidanan yang dijalankan.

3.      Penggerakan ( mengelola sumber daya manusia, komunikasi, motivasi, dan koordinasi)
Pengelolaan sumber daya manusia dalam hal ini sudanh terbilang cukup maksimal. Karena setiap orang telah memiliki tugas masing – masing yang dapat mengoptimalkan kinerja dari masing – masing personal.
Disamping itu komunikasi antara pasien dengan tenaga kesehatan pun sudah terjalin cukup baik. Karena hal tersebutlah yang sangat dibutuhkan dalam suatu tempat pelayanan kebidanan guna menyambungan hubungan baik dan silaturahmi antara tenaga kesehatan dan klien. Sehingga timbul hubungan saling percaya antara sesama pihak.
Pemberian motivasi antar sesame tenaga kesehatan pun sangatlah dibutuhkan, baik motivasi bidan kepada asisten maupun sebaliknya. Sebab hal tersebut dapat membantu kenyamanan kerja, serta dapat meningkatkan semangat kerja dalam pemberian pelayanan kebidanan kepada klien.

4.      Pengawasan / pengendalian  ( evaluasi)
setelah satu tahun diterapkan perencanaan yang dibuat dapat dievaluasi bahwa penambahan asisten dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang diberikan kepada pasien yang ditandai dengan pasien tidak perlu menunggu terlalu lama untuk memperoleh pelayanan, regulasi obat dan keuangan berjalan dengan baik ditandai dengan persediaan obat yang cukup, tercatatnya dengan teratur pemasukan dan pengeluaran BPS serta tersedianya anggaran untuk perbaikan sarana dan prasarana yang didapat dari laba yang diterima BPS.
Dengan diterapkan pembagiaan jadwal kerja yang teratur BPS tidak lagi mengalami kekurangan tenaga medis dalam memberikan pelayanan. Asisten dapat menjalankan peran dan fungsinya sebagai bidan dengan baik.
Ditambahnya sarana dan prasarana mampu mengatasi ketidakteraturan pasien dan keluarganya saat mengantri. Penambahan tempat tidur pasien memungkinkan bidan melakukan pengawasan masa nifas minimal 24 jam post partum sehingga adanya perdarahan primer post partum lebih muda dideteksi dan diatasi.
Pengadaan otoklaf meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan kebidanan karena sterilisasi alat menggunakan otoklaf lebih mudah dan efisien.

Nama Kelompok 5:
1.      Amalia Alvionita S.          (03)
2.      Chikmatul Ilmiyah            (09)
3.      Sendy Okvitawati                        (26)
4.      Shofa Roshifanni              (27)
5.      Siti Mu’amaroh                 (29)
6.      Sri Wilujeng Endah P.      (31)

Manajemen Pelayanan Kesehatan
Di Ruang VK RS X, tenaga kerja bidan dirasa kurang kompeten dalam pemberian pelayanan terhadap klien. Hal tersebut dikarenakan banyak praktik nepotisme dalam penerimaan pegawai, sehingga dalam tes penerimaan pegawai dirasa kurang maksimal dan kurang memperhatikan kemampuan individu. Selain itu, tenaga kesehatan di ruangan ini kurang upgrade ilmu kebidanan karena jarang mengikuti pelatihan. Kesadaran maksimal pegawai dalam mempraktikkan ilmunya di ruangan juga masih belum.
Dalam ruangan tersebut, manajemen keuangan juga kurang baik. Salah satunya adalah pembagian gaji pegawai yang kurang. Hal tersebut membuat para pegawai malas dalam bekerja karena besarnya gaji dirasa tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, sehingga pelayanan terhadap klien kurang maksimal.
Ketersedianan obat di ruangan X tidak ada masalah. Obat – obatan yang ada di farmasi sudah memenuhi semua kebutuhan di ruangan dan selama ini tidak pernah ada kekurangan obat atau masalah atau komplain mengenai obat – obatan.
Manajemen pelayanan yang baik, akan memiliki kebijakan – kebijakan yang dapat diterima dengan baik oleh semua pegawai, pasien maupun keluarga pasien yang ada di ruangan tersebut. Namun ada beberapa masalah dengan pembagian shift dinas yang tidak jelas misalnya 2 shift dinas dirangkap dalam 1 hari. Protap yang dibuat sudah sesuai dengan standart pelayanan.
Pengadaan alat – alat seperti USG, NST, dan radiologi telah tersedia dan dapat digunakan sesuai kebutuhan. Alat – alat pendukung seperti stetoskop, tensimeter, thermometer dan otoklaf untuk sterilisasi peralatan juga telah memenuhi standart. Dalam hal pengadaan tempat tidur, sprei, selimut dan bantal, semuanya sudah memenuhi standart dan tidak pernah ada masalah atau komplain dari pasien..
Rumah sakit ini dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat, mulai dari yang berlatar belakang pendidikan dan ekonomi rendah sampai kalangan menengah ke atas. Jadi di rumah sakit ini tidak ada masalah dalam hal pemasaran.
Dalam hal waktu tidak ada masalah karena pelayanan dirumah sakit tersebut dilakukan selama 24 jam.

Nama Kelompok 6:
ADE POPY TRIPUSPITA                     (01)
DWI MUDI PRIMADANI                     (12)
FARAH ABIDAH RACHMAWATI       (16)
FEBRINA NUR INDAH SARI             (17)
SUMARTINI                                             (32)
WINDHA AYU ANGGRAINI               (36)

KLINIK DAN RUMAH BERSALIN “X”
            Berdasarkan pengalaman yang kami peroleh selama menjalani praktik di Klinik dan Rumah Bersalin X, kami mendapatkan beberapa pengalaman yang belum pernah kami dapatkan sebelumnya, misalnya metode hypnobrithing dan pelayanan kesehatan dalam posyandu lansia. Sedangkan untuk pelayanan kebidanan yang biasa kami temukan di tempat lain, ternyata memiliki perbedaan dalam hal penerapan yang menjadi ciri khas pelayanan di tempat ini.
            Rumah bersalin ini terletak di pinggir jalan raya yang cukup strategis dan mudah dicapai oleh masyarakat. Terdapat pula kendaraan umum yang melewati tempat ini, sehingga memudahkan masyarakat untuk menjangkaunya. Lokasi tempat pelayanan kesehatan ini menjadikan tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh klien.
            Selain lokasinya yang strategis, pelayanannya baik dan ramah, serta tempatnya yang bersih juga menjadi faktor pendorong ramainya tempat tersebut. Akan tetapi, pelayanan yang diberikan oleh pegawai kurang memuaskan, misalnya para pegawai kurang bersedia memberikan health education selama pelayanan, sehingga pesan kurang tersampaikan dan klien kurang terpuaskan.  Dalam hal keterampilan, bidan dan para pegawainya sudah cukup baik, tetapi kesempatan untuk ditangani oleh bidan lebih jarang daripada ditangani oleh pegawainya, sehingga terkadang klien merasa kecewa karena tidak dapat bertemu dengan bidannya.
            Dalam hal kerja sama, bidan bersikap baik dan ramah kepada pegawainya, tetapi kurang memperhatikan kesejahteraan para pegawai. Misalnya, bidan memberikan ukuran tempat tidur yang terlalu kecil untuk ditempati tiga orang. Bidan jarang memberikan penghargaan kepada pegawainya, meskipun dalam bentuk pujian dan ucapan terima kasih.
            Sarana dan prasarana di tempat ini cukup memadai. Namun, penggunaan handscoen di sana masih sangat hemat karena handscoen disposible yang sudah digunakan, dicuci dan disterilkan, kemudian digunakan kembali dalam pelayanan selanjutnya dengan alasan menghemat penggunaan handscoen.
            Registrasi pasien tersusun cukup rapi, tetapi masih sering terjadi masalah dalam hal pengurutan nomor register pasien. Sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam pelayanan.
            Manajemen keuangan di tempat ini sudah berjalan dengan baik. Kami juga menemukan masalah lain yang menyangkut keuangan di Rumah Bersalin “X”. Harga-harga obat dijual terlalu mahal, bahkan hampir dua kali lipat dari harga obat pada umumnya. Misalkan obat analgesik yang biasanya dijual dengan harga Rp 5.000,00; di sana dijual sampai Rp 9.000,00.

Identifikasi Masalah dan sususnan prioritas masalah:
      1.            Kurangnya pemberian HE kepada pasien
      2.            Penggunaan handscoen yang terlalu diminimalkan
      3.            Sasaran dengan harga jual obat tidak sinergis
      4.            Pengurutan nomor register yang kurang  tersusun sesuai nomor urut register klien
      5.            Kesejahteraan pegawai yang kurang diperhatikan
      6.            Pelayanan yang kurang cepat sehingga membuat klien menunggu lama

       I.            P1 : Perencanaan:
1.      Kurangnya pemberian HE kepada pasien
·         Sediakan kotak saran bagi klien untuk mengumpulkan keluhan terhadap pelayanan yang diberikan
·         Anjurkan klien untuk lebih aktif selama konsultasi masalah kesehatan
2.      Penggunaan handscoen yang terlalu diminimalkan
·         Sediakan handscoen yang mencukupi kebutuhan dan sesuai dengan pemakaian
3.      Sasaran dengan harga jual obat tidak sinergis
·         Sesuaikan tingkat harga pelayanan yang diberikan dengan latar belakang ekonomi klien
4.      Pengurutan nomor register yang kurang  tersusun sesuai nomor urut register klien
·         Menata ulang kembali nomor register yang rapi dan berurutan, memberitahukan kepada pegawai untuk megembalikan nomor register sesuai urutan
5.      Kesejahteraan pegawai yang kurang diperhatikan
·         Mengadakan temu wicara setiap bulan untuk sharing dan evaluasi program pelayanan
·         Meningkatkan kedekatan antara bidan dan pegawai


6.      Pelayanan yang kurang cepat, sehingga membuat klien menunggu lama
·         Menambah pegawai yang terlatih agar pelaksanaan bisa lebih terarah dan teratur
·         Memperbaiki sistem yang kurang efisien dalam pelayanan

Harapan yang ingin dicapai:
·         Meningkatkan mutu pelayanan
·         Meningkatkan kerja sama antara bidan dan pegawai
·         Meningkatkan kualitas menajemen dalam memberikan pelayanan

    II.            P2 : Pengorganisasian mengenai kualitas pelayanan dinilai berdasarkan pada
·         Man                 : Sumber daya manusia yang bekerja (jumlah) serta kemempuan dalam
  memberikan pelayanan
·         Money             : Mengatur pengelolaan keuangan untuk operasional sistem pelayanan
  kesehatan
·         Material           : Obat dan ketersediaan perlengkapan pelayanan kesehatan
·         Method           : Kualitas serta cara pemberian pelayanan (penyuluhan/ HE/
  konseling)
·         Machine          : Tersedianya peralatan yang sesuai dengan kemajuan IT yang menunjang
  dalam memberikan pelayanan
·         Market             : Menyesuaikan jasa pelayanan dengan kebutuhan dan permintaan pasar
·         Time                : Efisiensi waktu dalam memberikan pelayanan

 III.            P3 : Pelaksanaan
·         Menyediakan meja atau satu tempat khusus maupun petugas khusus untuk pemberian HE
·         Menyediakan handscoen yang mencukupi kebutuhan dan sesuai dengan pemakaian
·         Sesuaikan tingkat harga pelayanan yang diberikan dengan latar belakang ekonomi klien
·         Menata ulang kembali nomor register yang rapi dan berurutan, memberitahukan kepada pegawai untuk megembalikan nomor register sesuai urutan
·         Mengadakan temu wicara setiap bulan untuk sharing dan evaluasi program pelayanan
·         Meningkatkan kedekatan antara bidan dan pegawai
·         Menambah pegawai yang terlatih agar pelaksanaan bisa lebih terarah dan teratur
·         Memperbaiki sistem yang kurang efisien dalam pelayanan

 IV.            P4 : Pengendalian dan Pengawasan
·         Melakukan evaluasi setiap bulan mengenai sistem pelayanan yang dilaksanakan
·         Membuka diri untuk menerima kritik dan saran dari pegawai dan klien
·         Selalu menyesuaikan jasa pelayanan dengan perkemba

0 komentar:

Posting Komentar