Total Tayangan Halaman

Kamis, 14 Maret 2013

ASKEB CAESAR - BAB I


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Saai ini persalinan dengan sectio caesarea bukan hak yang baru lagi bagi para ibu maupun golongan ekonomi menengah keatas. Hal ini terbukti dengan meningkatnya angka persalinan dengan sectio caesarea di Indonesia. Peningkatan persalinan dengan sectio caesarea in disebabkan karena berkembangnya indikasi dan makin kecilnya resiko dan mortalitas pada sectio caesarea yang didukung dengan kemajuan teknik operasi dan anesthesia, serta ampuhnya antibiotika dan keotherapie (Mochtar, 1998).
Peningkatan persalinan sectio caesarea di Indonesia dalam kurun waktu 20 tahun terakhir dari 5% menjadi 20% (Danfort, 2002) dan tercatat dari 35,7% - 55,3% ibu melahirkan dengan proses sectio caesarea. Di jawa timur, rumah sakit umum daerah Dr. Soetomo sebagai Rumah Sakit rujukan terbesar di Jawa Timur ditemukan bahwa angka kejadian persalinan sectio caesarea pada tahun 2006 adalah 1393 kasus (22,4%) dari total persalinan (Jurnal Penelitian, 2006).
Seperti yang diketahui bahwa sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan emalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat dalam keadaan utuh dan berat rahim diatas 500 gram (Saifudin, 2002). Melahirkan dengan sectio caesarea seharusnya dilakukan dengan jalan operasi. Indikasi meds ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor janin dan faktor ibu. Faktor janin terdiri dari bayi terlalu besar, kelainan letak, ancaman gawat janin, janin abnormal, faktor plasenta, kelainan tali pusat dan bayi kembar, sedangkan faktor ibu tediri dari usia, jumlah anak yang  dilahirkan (paritas), tulang panggul, riwayat persalinan yang lalu dengan sectio caesarea.
Kalau ibu baru satukali bedah caesar, silahkan saja melahirkan alami. Umumnya keberhasilannya 80 persen. Jadi, sekali dibedah caesar tidak selalu harus caesar lagi. Biasanya, kita lihat saat proses persalinan, kalau silahkan melahirkan normal, toh ada keberhasilan 70%. Kalau macet baru bedah caesar. Tidak terlambat, masih ada waktu. Kegagalan memang bisa terjadi, misalnya karena proses persalinan tidak maju atau macet akibat tali pusat pendek.
Jarak yang dekat antara kehamilan satu dengan yang lain juga bukan indikasi harus bedah caesar. Dulu, lima tahun setelah bedah cesar, ibu bersangkutan diminta tidak hamil dulu. Kemudian waktu berkurang menjadi tiga tahun, dua tahun dan akhirnya sekarang setelah setahun ibu boleh hamil lagi. Bedah caesar berulang bisa terjadi, misalnya bayi besar dan panggul sempit sehingga setiap kali melahirkan harus bedah caesar. Umumnya bedah caesar dibatasi sampai tiga kali, namun tidak berarti tidak boleh lebih dari tiga kali. Kalu bisa jangan, karena semakin sering dibedah, keadaan didalam tubuh ibu semakin semrawut (Yusmin dan Dodi, 2007).
Melahirkan dengan sectio caesarea juga memiliki resiko terjadi komplikasi pembedahan cukup besar yaitu  25-50% (Danfort, 2002). Komplikasi yang terjadi antara lain alergi, cedera pada organ lain, infeksi yang dapat mempengaruhi ibu maupun bayinya (Dini Kasdu, 2003). Dalam hal ini bidan yang paling utama sebagai pemberi pelayanan diharapkan mampu memberikan tindakan terhadap masalah yang dialami ibu sesuai kewenangannya terutama dalam hal ini jika konservatif artinya tidak terlalu banyak melkukan intervensi, sikap yang penting jika menemukan kasusu ibu hamil dengan bekas sectio caesarea di masyarakat adalah melakukan rujukan sehingga penanganan persalinan pada ibu dengan riwayat bekas sectio caesarea mendapat penanganan yang tepat dan sebagaimana mestinya. Faktor penghambat jalan lahir antara kelainankontraksi rahim, ketban pecah dini dan preeklamsia. Dari sekian indikasi medis, dilakukannya sectio caesarea salah satu faktor indikasi dari faktor ibu sekarangn ini sering terjadi yaitu dengan riwayat persalinan yang lalu dengan sectio caesarea. Berdasarkan penelitian, sedangkan kemungkinan akan terjadi robekan di bekas sayatan dinding rahim terdahulu berkusar antara 1,2-1,8% (Dini Kasdu, 2003).
Dari survey yang dilakukan dirumah sakit angkatan laut Dr. Ramelan Surabaya angka kejadian sectio caesarea tahun 2004 sebanyak 297 kasus (21,7%) dari 1377 jumlah persalinan, tahun 2005 sebanyak 278 kasus (20,4%) dari 1359 persalinan, tahun 2006 sebanyak 269 kasus (15,4%) dari 1744 persalinan. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pesalinan sectio caesarea masih tinggi. Dilihat dari indikasinya, bermacam-macam antara lain CPD, secondary arrest, ketuban pecah dini, plasenta previa, kelainan letak, jarak anak, hidramion, post date, foetal distres, riwayat sectio caesarea, APB dan PEB. Dari sekian indikasi dilakukannya sectio caesarea, pada bulan Januari-Juni 2007 ada sebanyak 161 kasus sectio caesarea (17,3%) dari 930 persalinan. Dan indikasi dilakukannya sectio caesarea yang paling tinggi adalah sectio berulang 45 kasus (29,3%) dari kejadian sectio caesarea berulang tersebut rentang usia ibu antara 21-35 tahun sebanyak 38 orang (84,4%) dan sisanya yang usia lebih dari 35 tahun 7 orang (31,8%). (Berdasarkan data dari buku laporan persalinan dengan SC di RSAL Surabaya).
Sebetulnya penyebab perlu dilakukannya bedah caesar tidak banyak yaitu : bayi besar, bayi melintang dan tidak bisa diperbaiki, bayi sungsang, letak ari-ari dibawah dan ibu yang bersangkutan sudah dua kai menjalani bedah caesar. Faktor penyebab terakhir, karena sudah dua kali diiris, resikonya terlalu bersar bagi rahim untuuk robek. Atau kemungkinan ibu yang bersangkutan bisa melahirkan secara alami hanya 1-2 persen.
Oleh karena kejadian persalinan sectio caesarea dengan indikasi bekas sectio caesarea masih tinggi dibandingkan literatur yang ada, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang gambaran pesalinan sectio caesarea dengan indikasi bekas sectio caesarea berdasarkan umur ibu.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dalam penelitian ini yang ingin dilihat adalah :
“Bagaimana kejadian sectio caesarea dengan indikasi bekas sectio caesarea dilihat dari umur ibu di RSAL Rumkital Dr. Ramelan Surabaya”. Periode Januari-Juni 2007.

1.3  Tujuan Penelitian
1.3.1   Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pesalinan sectio caesarea dengan indikasi bekas sectio caesarea berdasarkan umur ibu di RSAL Dr. Ramelan Surabaya periode Januari-Juni 2007.
1.3.2   Tujuan Khusus
1.      Mengidentifikasi persalinan sectio caesarea di RSAL Dr. Ramelan Surabaya periode Januari-Juni 2007.
2.      Mengidentifikasi pesalinan sectio caesarea dengan indikasi bekas sectio caesarea berdasarkan umur ibu di RSAL Dr. Ramelan Surabaya periode Januari-Juni 2007.

1.4  Manfaat
1.      Bagi Profesi
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan keterampilan, dalam memberikan asuhan kebidanan kepada ibu bersalin, serta dapat menambahkan pengetahuan dan wawasan yang luas tentang persalinan sectio caesarea.
2.      Bagi IPTEK
Penelitian ini diharapkan dapat menembah dan memperluas ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya ilmu kebidanan.
3.      Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi rumah sakit agar lebih meningkatkan pelayanan terutama teknik-teknik dalam melakukan sectio caesarea.

0 komentar:

Posting Komentar