BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu visi Rencana
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010 adalah “Kehamilan dan
persalinan di Indonesia
berlangsung aman, serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat”. Salah satu
sasaran yang ditetapkan untuk tahun 2010 adalah menurunkan Angka Kematian
Maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Neonatal
menjadi 16 per 1.000 kelahiran hidup.
Untuk mencapai sasaran tersebut,
ditetapkan 4 strategi utama antara lain pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal yang baku,
cost effective dan berdasarkan bukti
(evidence based) pada semua tingkat
pelayanan dan rujukan kesehatan, baik di sektor pemerintah maupun swasta.
Diharapkan bahwa penyebab-penyebab langsung kematian ibu maternal seperti perdarahan,
pre-eklamasi dan infeksi yang masih merupakan penyebab terbanyak dari kematian
ibu maternal tersebut sebagian besar dapat dideteksi dan dicegah pada masa
kehamilan serta pelayanan intranatal dan post natal (masa nifas) yang baik.
Masa nifas adalah masa transisi dimana
ibu mengalami perubahan-perubahan sehingga diperlukan dukungan baik dari
petugas maupun keluarga. Segera setelah persalinan pengalaman dramatis wanita
berhubungan dengan perubahan anatomi dan psikologi sebagai transisi ke keadaan
sebelum hamil. Secara psikologis wanita mengalami proses menuju tercapainya
menjadi seorang ibu yang dipengaruhi oleh kepercayaan individu dan kebudayaan.
Peran bidan adalah memberikan dukungan
yang konsisten, baik dan relevan yang secara individul diperlukan ibu agar
pulih dari ketegangan fisik karena melahirkan dan untuk menumbuhkan rasa
percaya diri dalam mengasuh bayinya. Setiap ibu berbeda-beda dalam kebutuhan,
harapan dan sikap. Demikian juga bayi berbeda dalam pola perkembangannya. Bidan
tidak boleh membuat keputusan atas nama ibu dan sebaliknya tidak boleh membuat
keputusan tidak setuju mengenai keputusan ibu.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Diharapkan mehasiswa Akademi
Kebidanan mempunyai pengalaman yang nyata dan mampu dalam melaksanakan
manajemen Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mahasiswa.
1.2.2
Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa dapat :
1.
Melakukan
pengkajian pada ibu nifas.
2.
Menentukan
identifikasi diagnosa/masalah pada ibu nifas.
3. Menentukan dan melakukan antisipasi
masalah potensial pada ibu nifas.
4.
Melakukan
identifikasi kebutuhan segera.
5. Menentukan rencana Asuhan Kebidanan
disertai rasionalisasi pada ibu nifas.
6. Melaksanakan intervensi yang telah
ditentukan sesuai dengan kebutuhan klien pada ibu nifas.
7. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan
yang telah diberikan.
1.3
Metode yang Digunakan
Dalam memberikan asuhan kebidanan pada
klien, bidan menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang disebut Manajemen
Kebidanan dengan metode Varney tahun 1997.
1.4
Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Metode yang Digunakan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2 LANDASAN
TEORI
2.1 Nifas (Puerperium)
2.1.1 Pengertian Nifas
2.1.2 Perubahan-perubahan Fisik Pada Masa Nifas
2.1.3 Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas
2.1.4 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas
2.1.5 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
2.1.6 Kriteria Ibu Post Partum yang Pulang Lebih
Awal
2.1.7 Tanda-tanda Bahaya Pada Ibu Post Partum
2.1.8 KIE Perawatan Bayi
2.2 Asuhan Pada Ibu Nifas/Post Partum
2.2.1 Definisi
2.2.2 Tujuan
2.2.3 Hasil yang Diharapkan
2.2.4 Tujuh Langkah Manajemen Menurut Helen Varney
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengumpulan Data
3.2 Identifikasi Diagnosa atau Masalah
3.3 Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Nifas (Puerperium)
2.1.1
Pengertian
Puerperium ialah masa sesudah persalinan
yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
(Sastrawinata S,
1983 : 315)
Masa nifas (purperium) dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
(Saifuddin A. Bari,
2002 : N-23)
Masa nifas adalah masa pulihnya
kembali mulai dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra
hamil. Lamanya 6-8 minggu.
(Mochtar R., 1998)
2.1.2
Perubahan-perubahan Fisik Pada Masa
Nifas
2.1.2.1
Involusi kurpus
uteri
Segera setelah placenta lahir, fundus
uteri berkontraksi, letaknya kira-kira ½ pusat dan simpisis atau sedikit lebih
tinggi. Umumnya organ ini mencapai ukuran tidak hamil seperti semula dalam
waktu sekitar 4 minggu. Pada hari ke-10 post partum uterus tidak teraba lagi dari luar. Setelah
plasenta lahir beratnya uterus 1000 gram, karena involusi 1 minggu kemudian
beratnya menjadi 500 gram. Pada akhir minggu ke-2 turun menjadi 300 gram dan
pada akhir puerperium beratnya menjadi 60 gram.
Proses involusi uterus
meliputi 3 aktivitas, yaitu :
1.
Kontraksi uterus
2.
Autolysis sel-sel
miometrium
3.
Regenerasi
epithelium
Kontraksi uterus akan mengompres pembuluh
darah, dan oleh karena itu akan mengurangi suplai darah ke uterus. Proses ini berguna bagi pengurangan
situs atau tempat implantasi placenta serta mengurangi perdarahan.
Autolisis
merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterin.
Enzim proteolitik memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga 10 kali
panjangnya dari semula dan 5 kali besarnya dari semula selama kehamilan.
2.1.2.2 REGENERASI ENDOMETRIUM
Proses
regenerasi endometrium berlangsung cepat, dalam waktu 2-3 hari sisa lapisan
desidua telah bergenerasi (lapisan dinding uterus menjadi jaringan endometrium
baru, lapisan sisi kavum uteri menjadi nekrotik dan keluar sebagai lochea).
Ditempat lain permukaan yang bebas menjadi tertutup oleh ephitel dalam 1 minggu
atau 10 hari dan seluruh endometrium akan tertutup dalam minggu ke-3, kecuali
di tempat pelepasan plasenta, terjadi thrombus sehingga regenerasi agak lambat
sampai sekitar 6 minggu. Luka bekas placenta tidak meninggalkan parut.
Penyembuhan luka bekas plasenta dimulai dengan pertumbuhan endometrium baru di
bawah permukaan luka. Endometrium ini
tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
2.1.2.3 LOCHEA
Lochea adalah
pengeluaran dari uterus selama masa nifas. Lochea tidak lain daripada secret
luka yang berasal dari luka dalam uterus, terutama luka placenta. Maka sifat
lochea berubah seperti secret luka berubah menurut tingkat penyembuhan luka.
Macam-macam lochea :
a. Lochea rubra
Terjadi pada hari 3-4 masa nifas.
Tanda-tandanya berwarna merah, terdiri dari tempat placenta dan debris yang
muncul dari desidua dan chorion.
b. Lochea Serosa
Terjadi pada hari 5-9, berwarna merah
muda. Lochea ini sedikit darah dan lebih banyak serum. Terdiri dari leukosit dan tempat plaecenta.
c. Lochea
alba
Terjadi
pada hari 10. Cairan lebih pucat warna putih atau kekuning-kuningan. Terdiri
dari leukosit dan mukosa serviks.
2.1.2.4 SERVIKS DAN SEGMEN BAWAH RAHIM
Segera setelah placenta lahir, serviks
dan segmen bawah rahim menjadi struktur yang tipis, kolaps dan kendur. Mulut
serviks mengecil perlahan-lahan. Selama beberapa hari, mulut serviks mudah
dimasuki oleh 2 jari, tetapi pada akhir minggu pertama, telah menjadi demikian
sempitnya sehingga jari sulit untuk masuk. Saat serviks menyempit, serviks
menebal dan salurannya terbentuk kembali, tetapi masih ada tanda-tanda serviks
parut.
Setelah kelahiran miometrium segmen
bawah rahim yang sangat menipis berkontraksi dan berretraksi tetapi tidak
sekuat pada korpus uteri. Dalam beberapa minggu segmen bawah rahim diubah dari
struktur yang jelas-jelas cukup besar untuk memuat kepala janin cukup bulan
menjadi isthmus uteri yang hampir tidak dapat dilihat.
2.1.2.5 VAGINA DAN JALAN LAHIR
Vagina dan jalan lahir pada bagian
pertama masa nifas membentuk lorong berdinding lunak dan keras yang ukurannya
secara perlahan-lahan mengecil tetapi jarang kembali ke ukuran semula. Rugae
terlihat kembali pada minggu ke-3 dan terdapat carunculae mirtiformis yang khas
pada wanita yang pernah melahirkan.
2.1.2.6 PERITONEUM DAN DINDING ABDOMEN
Setelah persalinan dinding perut
longgar karena diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6
minggu.
Ketika miometrium berkontraksi dan
berretraksi setelah kelahiran dan beberapa hari sesudahnya, peritoneum yang
membungkus sebagian besar uterus, dibentuk menjadi lipatan-lipatan dan kerutan.
Ligamentum latum dan ligamentum rotundum jauh lebih kendur daripada kondisi
tidak hamil, untuk kembali ke keadaan semula memerlukan waktu yang cukup lama.
Sebagai akibat putusnya serat elastic
kulit dan distensi yang cukup lama, dinding abdomen masih lunak dan kendur
untuk sementara waktu, pemulihan dibantu oleh latihan. Biasanya strie yang terjadi pada saat kehamilan akan
berkurang.
2.1.2.7 SALURAN KENCING
Peregangan dan
dilatasi selama kehamilan tidak menyebabkan perubahan permanen dipelvis renalis
dan ureter, kecuali kalau ada infeksi. Kembali normal pada waktu 2-8 minggu, tergantung pada :
-
Keadaan atau status
sebelum persalinan.
-
Lamanya partus kala
II.
-
Besarnya kepala yang menekan pada saat persalinan.
2.1.2.8 SISTEM KARDIOVASKULER
Penurunan volume
darah diasumsikan dengan kehilangan darah pada saat persalinan. Volume plasma
menurun 1000 ml karena kehilangan darah dan diuresis. Setelah 3 hari volume
darah meningkat 1200 ml sebagai akibat cairan ekstra seluler ke intra seluler. Total volume darah menurun
16 % setelah persalinan. Perkiraan kehilangan darah dapat dibandingkan setelah
persalinan. Kehilangan darah 500 ml akan mengakibatkan pengurangan HB 1 %, nadi
dan candiac output meningkat selama 1-2 jam post partum. Segera setelah
melahirkan, cardiac output meningkat 50-60 % dan menurun setelah 10 menit.
2.1.2.9 PAYUDARA
Pada semua wanita
setelah melahirkan, laktasi dimulai secara alami dan normal. Proses menyusui
mempunyai 2 mekanisme fisiologis, yang meliputi : produksi susu dan sekresi
susu atau let down.
Diperkirakan bahwa
konentrasi esterogen dan progesterone yang tinggi selama kehamilan menghambat
produksi prolaktin yang dibutuhkan untuk laktasi. Hal ini menjelaskan mengapa
seorang wanita tidak memproduksi ASI sepanjang kehamilannya.
Pada saat
placenta lahir, terjadi perubahan drastic yang mendadak pada kadar esterogen
dan progesterone. Keadaan ini menyebabkan kelenjar hipofise anterior
memproduksi prolaktin. Produksi ASI juga dipengaruhi oleh hisapan bayi yang
dapat menyebabkan kenaikan atau kelanjutan dari pelepasan prolaktin dari
hipofise anterior.
Waktu menghisap
ASI, mulut bayi akan menekan sinus laktiferus sehingga ASI terdorong ke luar
melalui duktus laktiferus ke mulut bayi. Aliran susu dari sinus laktiferus
disebut Let Down refleks dan hal ini dapat dirasakan oleh ibu.
2.1.3 PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA NIFAS
2.1.3.1 ADAPTASI PSIKOLOGI MASA NIFAS
Perubahan
psikologis yang cepat berlangsung selama seminggu pertama menyebabkan banyak
wanita yang emosional dan perasaan labil. Ini terjadi dalam 3-4 hari pertama. Kekuatiran
alamiah mengenai kehamilan dan takut melahirkan, upaya fisik waktu bersalin
merupakan pengalaman puncak yang dirasakan oleh semua pihak, baik suami,
keluarga, teman maupun bidan. Jika masa ini tidak dijalankan dengan baik maka akan mengarah pada
kesulitan emosional atau depresi.
Reva Rubin
menyumbangkan hasil penelitiannya mengenai perubahan masa nifas yang terjadi
beberapa hari sampai seminggu setelah melahirkan.
Ada 3 fase selama
periode nifas, yaitu :
1. Taking-In
Periode ketergantungan,
periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan dimana cirri-cirinya adalah ibu
butuh tidur yang cukup, nafsu makan meningkat, menceritakan pengalaman
persalinannya, bersikap pasif (sebagai penerima dan menunggu apa yang akan
diberikan/ disarankan)
2. Taking-Hold
Periode
pelepasan diri. Terjadi pada hari
ke-3 masa nifas. Ciri-ciri adalah bertindak sebagai pengatur, bergerak untuk
bekerja, kecemasan mulai kuat, perubahan mood mulai terjadi dan sudah mulai
mengerjakan tugas keibuan.
3. Letting-Go
Periode ini biasanya terjadi setelah ibu
pulang ke rumah (lebih dari 4 hari post partum) dan sangat berpengaruh terhadap
waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. Ibu mengambil tanggung jawab
terhadap perawatan bayi, ia harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat
tergantung yang menyebabkan berkurangnya hak ibu, kebebasan dan hubungan
sosial. Depresi post partum umumnya terjadi pada periode ini.
2.1.3.2 GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA IBU NIFAS
Ada 3 jenis reaksi
psikologis yang dijumpai pada wanita pasca melahirkan, yaitu :
1. Maternity
Blues / Post Partum Blues
Yaitu kemurungan sehabis melahirkan. Timbul
hari ke 3-5 setelah melahirkan.
Gejala :
Dimulai dari perasaan sedikit kecewa, mudah
marah, perasaan sedih, mudah menangis yang sulit dijelaskan atau tanpa sebab.
Kemungkinan diakibatkan oleh perubahan kadar
hormon yang mendadak, perasaan belum siap menghadapi lahirnya bayi dan
timbulnya kesadaran akan meningkatnya tanggung jawab sebagai ibu.
Gejala ini biasanya dialami oleh dua per
tiga ibu melahirkan dan kondisi ini akan menghilang dengan sendirinya tanpa
pengobatan.
2. Psikosis
Pasca Persalinan / Psikosis Puerperal
Merupakan keadaan akut psikosis yang lebih
kurang sama dengan psikosis bukan pasca persalinan walaupun isi wahamnya dapat
saja berkaitan dengan kelahiran bayi, gangguan ini jarang dijumpai.
Kadang-kadang disebut sebagai bentuk paling hebat dari depresi pasca
persalinan, psikosis puerperal biasanya dipandang sebagai kondisi yang
terpisah.
Gejalanya yang paling nyata melliputi delusi
dan halusinasi pandangan atau pendengaran. Gejala maniak dari psikosis
puerperal mencakup kegairahan dan pandangan yang melambung, yaitu si ibu merasa
sangat dominan, pikirannya bekerja dengan sangat cepat dan hal-hal yang
dipikirkan tidak saling berhubungan dan sulit diikuti.
3. Depresi
Pasca Persalinan
Merupakan
suatu ganngguan efek (mood) dari sedang hingga berat sesuai dengan episode
depresi.
Gejala
utamanya adalah :
- Segala
perubahan yang mencemaskan dalam kepribadian.
- Mudah tersinggung, marah dan menangis.
- Ketegangan, kegelisahan atau kepanikan.
- Rasa bersalah, rasa benci pada diri
sendiri.
- Kelesuan, terus-menerus merasa sakit.
- Gangguan pola makan, minum atau tidur.
- Libido yang rendah.
- Konsentrasi atau ingatan yang sedikit.
- Gagasan negatif tentang si bayi.
Banyak faktor yang
diperkirakan mempengaruhi atau merupakan faktor resiko untuk terjadinya depresi
post partum antara lain :
- Dukungan sosial yang kurang / tidak ada
suami / keluarga.
- Keadaan atau kualitas bayi (termasuk
problem kehamilan dan persalinan).
- Stressor psikososial dan lingkungan.
- Riwayat depresi sebelumnya atau problem
emosional lainnya.
- Faktor hormonal, dan
- Faktor budaya.
2.1.4 FREKUENSI KUNJUNGAN MASA NIFAS
Paling sedikit 4 kali
kunjungan. Masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir
dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
·
Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)
Tujuan :
1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri.
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
rujuk jika perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu atau anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir (Bounding Attachment).
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermia.
7. Pengawasan oleh petugas kesehatan dalam 2 jam
pertama setelah melahirkan.
·
Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)
Tujuan :
1.
Memastikan involusi
uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak
ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2.
Menilai adanya
tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan,
cairan dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, merawat tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan
bayi sehari-hari.
·
Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)
Tujuan :
Sama seperti pada 6
hari setelah persalinan.
·
Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
Tujuan :
1.
Menanyakan pada ibu
tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau bayinya.
2. Memberikan konseling untuk KB secara
dini.
2.1.5 KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS
2.1.5.1 NUTRISI DAN CAIRAN
Ibu nifas perlu diet dengan gizi yang baik dan lengkap.
Tujuan :
1.
Membantu memulihkan
kondisi fisik.
2.
Meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap infeksi.
3.
Mencegah
konstipasi.
4. Memulai proses pemberian ASI eksklusif.
Ibu menyusui harus :
-
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
-
Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin
yang cukup.
-
Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui).
-
Pil zat besi
diminum selama 40 hari post partum.
-
Minum kapsul
vitamin A (200.000 unit) agar bayi juga mendapatkannya melalui ASI.
2.1.5.2 AMBULASI (MOBILISASI)
Ibu yang baru melahirkan mungkin
enggan banyak bergerak karena merasa lebih letih dan sakit. Ambulasi dini
penting untuk mencegah trombosis vena. Pada persalinan normal ambulasi dapat
dilakukan setelah 2 jam post partum.
Pada pasien dengan section caesarea ambulasi dilakukan
24-36 jam post partum.
Ambulasi dini (early ambulation) ialah :
Kebijaksanaan
untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan selekas
mungkin berjalan.
Keuntungan
:
-
Melancarkan
pengeluaran lochea.
-
Faal usus dan
kandung kemih lebih baik.
-
Memungkinkan untuk
ibu belajar merawat bayinya seperti : memandikan, ganti popok dan lain-lain.
-
Mempercepat involusi dan melancarkan peredaran darah.
Sebagian pasien dapat
melakukan ambulasi segera setelah efek obat-obatan yang diberikan saat
melahirkan telah hilang.
2.1.5.3 ELIMINASI
1. MIKSI
Miksi spontan normal
terjadi pada 8 jam post partum.
·
Anjuran pasien berkemih 6-8 jam post partum dan setiap 4 jam setelahnya.
Kandung kemih yang penuh menganggu mobilitas, involusi uterus dan
pengeluaran lochea. Distensi kandung kemih yang berlebihan dalam waktu lama
dapat merusak dinding kandung kemih dan mengakibatkan atoni uteri.
·
Selama kehamilan terjadi peningkatan cairan extra seluler 50 %. Setelah
melahirkan dieliminasi sebagai urine.
·
Pada pasien dengan persalinan lama dan dehidrasi, terdapat acetone dalam
urine. Pada saat laktasi dimulai, mungkin terdapat
laktose dalam urine.
·
Bila setelah 8 jam
pasien tidak dapat BAK atau jumlahnya belum mencapai 200 cc dapat dilakukan
kateterissasi atau intervensi lain.
·
Penyeban retensio
urine post partum :
a.
Tekanan intra
abdominal berkurang.
b. Otot-otot perut masih lemah.
c.
Oedem uretra.
d. Dinding kandung kemih kurang sensitif.
2. DEFEKASI
·
Jika lebih dari 3 hari pasien belum juga BAB maka perlu diberi laksans.
·
BAB tertunda 2-3 hari post partum masih dikatakan fisiologis.
2.1.5.4 KEBERSIHAN DIRI
·
Tujuan :
- Mengurangi
/ mencegah infeksi.
- Meningkatkan perasaan nyaman dan kesejahteraan.
·
Nasihat yang
diberikan :
- Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.
- Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan
daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk
membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang,
baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Juga agar membersihkan vulva
setiap kali selesai buang air kecil atau besar dan mengganti pembalut minimal 2
x sehari.
- Sarankan mencuci tangan dengan sabun dan
air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
2.1.5.5 ISTIRAHAT
- Anjurkan
ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
- Sarankan
ibu untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan dan
tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
- Kurang
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam bebrapa hal :
·
Mengurangi jumlah
ASI yang diproduksi.
·
Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.
·
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.
2.1.5.6 SEXUAL
- Secara fisik aman untuk memulai hubungan
suami istri bila :
·
Darah merah
berhenti.
·
Ibu dapat
memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
·
Ibu merasa siap.
- Banyak
budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai merasa waktu
tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan
tergantung pada kedua pasangan.
2.1.5.7 LATIHAN / SENAM NIFAS
- Jelaskan
pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih
kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa
sakit pada punggung.
- Jelaskan
bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti :
menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan 1 hitungan
sampai 5. Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.
- Untuk
memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul dilakukan latihan kegel.
Berdiri
dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan pinggul dan tahan
sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
- Mulai
dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan
jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu
harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
2.1.5.8 PERAWATAN PAYUDARA
- Menjaga
payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu.
- Menggunakan
BH yang menyokong payudara.
- Apabila
puting susu lecet, oleskan colostrum atau ASI pada sekitar puting susu setiap
kali selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting susu yang
tidak lecet.
- Apabila
lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan menggunakan sendok.
- Untuk
menghilangkan nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
- Apabila
payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
·
Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5
menit.
·
Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau gunakan sisir untuk
mengurut payudara dengan arah “Z” menuju puting.
·
Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak.
·
Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI ,
sisanya keluarkan dengan tangan.
·
Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
2.1.5.9 KELUARGA BERENCANA
- Idealnya pasangan harus menunggu
sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali.
- Setiap pasangan harus menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya.
- Petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan tentang keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
- Penggunaan metode KB dibutuhkan sebelum
haid pertama kembali. Metode KB dapat dimulai 2 minggu setelah kelahiran.
- Hal-hal yang perlu dijelaskan sebelum
menggunakan metode KB :
·
Bagaimana metode ini dapt mencegah kehamilan dan efektivitasnya.
·
Kelebihan dan
keuntungannya.
·
Kekurangannya.
·
Efek samping.
·
Bagaimana
menggunakan metode itu.
·
Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui.
- Jika seorang ibu / pasangan telah memilih
metode KB tertentu maka diharapkan berkunjung lagi 2 minggu untuk mengetahui
apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu / pasangan untuk mengetahui apakah
metode tersebut bekerja dengan baik.
2.1.6 KRITERIA
IBU POST PARTUM YANG PULANG LEBIH AWAL
·
IBU :
-
Kehamilan dan melahirkan normal
-
Tidak terdapat KPD
-
Tekanan darah
stabil, suhu < 38°C
-
Sudah mampu untuk
ambulasi.
-
Perineum utuh tanpa ruptur tingkat III atau IV.
-
HB > 10 gr %
-
Perdarahan vagina
yang tidak berbahaya.
• BAYI :
- Usia
bayi (30-40 minggu) dengan BB ≥ 2500 gr sampai 4500 gr dan bayi dapat menyusui.
-
Lab : Hematokrit
40%-65%
-
Nilai APGAR > 7 pada 1 dan 5 menit pertama.
-
BAB BAB dan BAK normal dan tanda-tanda vital stabil.
2.1.7 TANDA-TANDA BAHAYA PADA IBU POST PARTUM
Ibu dan keluarganya perlu mengetahui
tanda-tanda bahaya dan siapa yang harus dihubungi dan kemana harus pergi jika
mengalami salah satu dari tanda-tanda bahaya sebagai berikut :
1. Perdarahan vagina yang luar biasa atau
tiba-tiba bertambah banyak dan mengganti pembalut 2 x dalam setengah jam.
2. Lochea / pengeluaran vagina yang berbau
busuk.
3. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau
punggung.
4.
Sakit kepala yang
terus menerus, nyeri epigastrik atau masalah penglihatan.
5.
Pembengkakan di wajah
atau di tangan.
6.
Demam, muntah,
nyeri BAK.
7. Payudara berubah menjadi merah, panas
dan atau terasa sakit.
8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang
lama.
9.
Rasa sakit merah
lunak dan atau pembengkakan di kaki (tromboplebitis).
10.
Merasa sangat sedih
atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri sendiri.
11.
Merasa sangat lebih
atau nafas terengah-engah.
2.1.8 KIE
PERAWATAN BAYI
1. Kebersihan
: Mandi
2. Menyusui : ASI eksklusif
3. Tidur :
baringkan bayi ke samping / terlentang. Jangan
pakai bantal.
4. Perawatan tali pusat :
- Harus dijaga agar bersih dan kering.
- Ibu harus cuci tangan sebelum dan sesudah
merawat tali pusat.
- Lapor ke bidan / petugas kesehatan bila
tali pusat berbau, ada kemerahan di sekitarnya atau mengeluarkan cairan.
- Bubuhi alkohol 70 % atau triple – D
5. Imunisasi . Dalam waktu seminggu I, beri bayi :
- BCG
- Vaksin polio.
- Vaksin Hepatitis B.
2.2 ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU NIFAS / POST PARTUM
2.2.1 DEFINISI
Asuhan ibu post partum adalah asuhan
yang diberikan pada ibu segera setelah kelahiran sampai 6 minggu setelah
kelahiran.
2.2.2 TUJUAN
Memberikan asuhan yang adekuat dan
terstandar pada ibu segera setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat
selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan segeera setelah melahirkan.
2.2.3 HASIL YANG DIHARAPKAN
Terlaksananya asuhan segera / rutin
pada ibu post partum termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnosa,
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan ibu, mengidentifikasi diagnosa dan
masalah potensial, tindakan segera serta merencanakan asuhan.
2.2.4 7 LANGKAH MANAJEMEN MENURUT HELEN VARNEY
2.2.4.1 PENGKAJIAN
Melakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan ibu.
MELAKUKAN PEMERIKSAAN AWAL POST PARTUM
·
MENINJAU CATATAN /
RECORD POST PARTUM
-
Catatan
perkembangan ante partum dan intra partum.
-
Berapa lama
(jam/hari) pasien post partum.
-
Pesanan sebelumnya dan catatan perkembangan.
-
Suhu, denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah post partum.
-
Pemeriksaan laboratorium dan laporan pemeriksaan tambahan.
-
Catatan obat-obat.
-
Catatan bidan /
perawat.
• MENANYAKAN RIWAYAT
KESEHATAN DAN KELUHAN IBU.
-
Mobilisasi
-
Buang air kecil.
-
Buang air besar.
-
Nafsu makan.
-
Hal yang tidak
jelas.
-
Makanan bayi.
-
Reaksi pada bayi.
-
Reaksi terhadap proses melahirkan dan kelahiran.
• PEMERIKSAAN FISIK
- Tekanan darah,
suhu badan, denyut nadi.
- Tenggorokan, jika
diperlukan.
- Buah dada dan
puting susu.
- Auskultasi
paru-paru, jika diperlukan.
- Abdomen : kandung
kemih, uterus, diastasis.
- Lochea : Warna,
jumlah, bau.
- Perineum : oedema,
inflamasi, rematoma, pus, bekas luka episiotomi / robek, jahitan, memar,
hemorrhoid (wasir / ambeien).
- Extremitas :
Varises, betis apakah lemah dan panas, edema, tanda-tanda Homan, refleks.
2.2.4.2 DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN IBU POST
PARTUM
Melakukan identifikasi
yang benar terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan interpretasi yang benar
atas data-data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa, masalah dan
kebutuhan ibu post partum dan nifas tergantung dari hasil pengkajian terhadap
ibu.
Contoh :
Diagnosa : -
Post partum hari pertama.
-
Perdarahan nifas.
-
Sub involusio.
-
Anemia post partum.
Masalah ; - Ibu kurang
informasi.
-
Ibu tidak pernah
ANC.
-
Sakit pada luka
episiotomi.
-
Keluhan mulas yang
mengganggu rasa nyaman.
Kebutuhan : - Penjelasan tentang pencegahan infeksi.
-
Penjelasan tentang
tanda-tanda bahaya.
-
Kontak dengan bayi
sesering mungkin
-
Penyuluhan
perawatan buah dada.
-
Bimbingan menyusui.
-
Penjelasan tentang
metode KB.
-
Imunisasi bayi.
-
Kebiasaan yang
tidak bermanfaat behkan dapat membahayakan.
2.2.4.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Mengidentifikasi
diagnosa atau masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan masalah
atau diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Contoh
:
Diagnosa
potensial :
-
Hipertensi post
partum.
-
Anemia post partum.
-
Subinvolusio.
-
Perdarahan post
partum.
-
Febris post partum.
-
Infeksi post
partum.
Masalah potensial :
-
Potensial
bermasalah dengan ekonomi.
-
Sulit pada luka bekas episiotomi.
-
Nyeri kepala.
-
Mulas.
2.2.4.4 IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
Mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan / dokter dan atau untuk dikonsultasikan
atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan
kondisi pasien.
Contoh
:
- Ibu
kejang, segera lakukan tindakan segera untuk mengatasi kejang dan segera berkolaborasi
merujuk ibu untuk perawatan selanjutnya.
- Ibu
tiba-tiba mengalami perdarahan, lakukan tindakan segera sesuai dengan keadaan
pasien, misalnya bila kontraksi uterus kurang baik segera berikan uterotonika. Bila teridentifikasi adanya tanda-tanda
sisa placenta, segera berkolaborasi dengan dokter untuk tindakan kuretage.
2.2.4.5 MEMBUAT RENCANA ASUHAN
Merencanakan asuhan menyeluruh
yang rasional sesuai dengan temuan dari langkah sebelumnya.
Contoh ;
§ Manajemen Asuhan Awal Puerperium.
-
Kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi.
-
Mobilitasi /
istirahat baring di tempat tidur.
-
Gizi (diet).
-
Perawatan perineum.
-
Buang air kecil spontan / kateter.
-
Obat penghilang rasa sakit, bila diperlukan.
-
Obat tidur, bila
diperlukan.
-
Obat pencahar, bila
diperlukan.
-
Pemberian
Methergine , jika diperlukan.
§ Asuhan Lanjutan
-
Tambahan vitamin
atau zat besi, atau keduanya jika diperlukan.
-
Bebas dari ketidak
nyamanan post partum.
-
Perawatan buah
dada.
-
Pemeriksaan laboratorium terhadap komplikasi, jika diperlukan.
-
Rencana KB.
-
Tanda-tanda bahaya.
-
Kebiasaan rutin
yang tidak bermanfaat bahkan membahayakan.
-
Rh immune globulin, jika diperlukan.
-
Rubella vaccine 0,5 cc S.C jika diperlukan.
2.2.4.6 IMPLEMENTASI ASUHAN
Mengarahkan atau melaksanakan
rencana asuhan secara efisien dan aman terhadap :
-
Kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi.
-
Mobilitasi /
istirahat baring di tempat tidur.
-
Pengaturan gizi /
diet.
-
Perawatan perineum.
-
Buang air kecil spontan / kateter.
-
Pemberian obat penghilang rasa sakit, bila diperlukan.
-
Pemberian obat tidur, bial diperlukan.
-
Pemberian obat pencahar, bila diperlukan.
-
Pemberian
Methergine , jika diperlukan.
-
Tidak dilanjutkan IV, jika diberikan.
-
Tambahan vitamin atau zat besi, jika diperlukan.
-
Bebas dari ketidak
nyamanan post partum.
-
Perawatan buah
dada.
-
Pemeriksaan laboratorium terhadap komplikasi, jika diperlukan.
-
Rencana KB.
-
Rh immune globulin, jika diperlukan.
-
Tanda-tanda bahaya.
-
Penjelasan tentang
kebiasaan rutin yang tidak bermanfaat bahkan membahayakan.
2.2.4.6 EVALUASI
Mengevaluasi
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi kembali proses manajemen
denganbenar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum
efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGUMPULAN DATA
Tanggal
25-07-2006 jam 10.30 WIB.
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama ibu : Ny. “S”
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : S1 Agama Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jln. “T” Surabaya
Nama Suami : Tn. “A.M”
Umur :
38 tahun
Agama :
Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : S3 Pendidikan
Pekerjaan : Dosen
Alamat : Jln. “T” Surabaya
2. Keluhan utama :
Ibu mengatakan
perut terasa mulas tetapi tidak mengganggu aktivitas.
3. Riwayat kebidanan
a. Riwayat haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28-32 hari
Lama : 5 hari
Warna : merah
Bau : amis
Banyaknya
: - hari pertama 0,5 kotek, ganti kotek 2
kali
sehari.
- hari kedua dan ketiga 1 kotek penuh, ganti
kotek 3 kali sehari.
- hari keempat dan kelima sedikit, ganti kotek 2
kali sehari.
Sifat darah : cair
Dysmenorrhoe : kadang-kadang
Fluor albus : tidak ada
b. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan
menggunakan KB suntik 3 bulan sejak 40 hari setelah melahirkan anak pertama
selama 1 tahun. Setelah itu diganti dengan KB suntik bulanan selama ± 3 tahun.
Selama menggunakan KB suntik bulanan haid teratur. Setelah berhenti menggunakan
KB, 1 bulan kemudian ibu hamil.
Ibu belum
merencanakan kontrasepsi apa yang akan digunakan setelah melahirkan anak kedua
ini.
4. Riwayat kehamilan
sekarang.
- Ibu mengatakan
hamil 10 bulan.
- HPHT tanggal
25-9-2005
PP tanggal 2-7-2006
- Ibu mengatakan ini
kehamilan yang kedua dan tidak pernah mengalami keguguran.
- Pada trimester I
·
Ibu mengatakan tidak mengalami mual dan muntah. Nafsu makan baik.
·
ANC di dr. Heru
SpOG (di RB Sumiati) teratur, frekuensi 3 kali, 1 kali tiap bulan.
·
Obat yang diberikan : Vitamin 1 x 1 tablet.
- Pada trimester II
·
Ibu mengatakan
tidak ada keluhan. Nafsu makan baik.
·
ANC di dokter praktek (dr. Heru SpOG di RB
Sumiati), frekuensi 3 kali, 1 kali tiap bulan.
·
Ibu merasakan pergerakan anak pertama kali pada usia kehamilan 4 bulan.
·
Obat yang diberikan : - Vitamin 1 x 1 tablet.
- Kalk 3 x 1 tablet.
- Pada trimester III
·
Ibu mengatakan nafsu makan bertambah, mudah lelah dan gerakan anak
bertambah sering dan kuat.
·
ANC di dokter praktek (dr. Heru SpOG di RB Sumiati), frekuensi 6 kali,
tiap 2 minggu sekali. Kemudian dirujuk ke Rumkital Dr. Ramelan Surabaya untuk
proses persalinan.
Obat yang diberikan : - Vitamin C 3x1
- Kalk 1x1
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang
lalu.
6. Riwayat perkawinan
- Menikah 1 kali
- Umur waktu menikah 19 tahun, suami umur 32
tahun.
- Lama kawin 6 tahun
- Setelah menikah ibu langsung hamil.
7. Riwayat imunisasi :
- Imunisasi TT
CPW 2 kali
- Saat kehamilan I
imunisasi TT 1 kali.
- Pada kehamilan II
tidak diimunisasi TT
8. Riwayat kesehatan
ibu :
- Ibu mengatakan
tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis maupun penyakit
sistemik (jantung, hipertensi, asthma, DM).
- Ibu tidak pernah
dirawat di RS.
- Tidak pernah
dioperasi.
9. Riwayat kesehatan
keluarga :
- Ibu mengatakan
dari pihak keluarga ibu maupun suami tidak ada keturunan kembar.
- Keluarganya tidak
ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis, dan lain-lain) maupun
penyakit sistematik (DM, hipertensi, jantung, asthma).
10. Riwayat persalinan
sekarang
- Ibu mengatakan ini
persalinan yang kedua.
- Tanggal persalinan : 24-7-2006 pukul 16.48 WIB
- Tempat persalinan : Rumkital Dr. Ramelan Surabaya.
- Jenis
persalinan : Pervaginam, letak
belakang kepala dengan oxytocin drips.
- Penolong
persalinan : dokter
- Komplikasi /
kelainan dalam persalinan : post matur
(umur kehamilan
43-44 minggu).
- Pengeluaran
placenta : secara manual dengan
indikasi
mempercepat kala III.
- Perineum : utuh.
- Jumlah perdarahan : ± 250 cc.
- Keadaan bayi : Baik, segera menangis.
- Jenis kelamin : Perempuan.
- Warna ketuban : putih jernih.
- Berat badan : 3500 gr.
- Panjang badan : 51 cm
- AS :
7-8
11. Riwayat post partum
- Keadaan umum : baik
- Keadaan emosional : stabil, ibu terlihat bahagia.
- Ambulasi :
2 jam post partum, jam 18.48 WIB
- Keluhan :
perut terasa mules, tapi tidak mengganggu
aktivitas.
- Nafsu makan :
baik
- Eliminasi
·
BAK : -
Sudah 2 x . BAK pertama post partum pukul 05.00
(13 jam)
-
Terasa perih saat BAK pertama, banyak,
warna kuning
jernih.
·
BAB : Setelah melahirkan ibu belum BAB
12. Keadaan psiko
- Ibu mengatakan
senang dengan kelahiran putra kedua ini.
- Hubungan dengan
suami baik dan harmonis. Suami selalu mendampingi dan menunggui selama proses
kelahiran dan post partum.
- Ibu bahagia
merawat bayinya dan memberi ASI kepada bayinya.
- Kehamilan ini
direncanakan
13. Keadaan sosial
- Ibu mengatakan
tinggal dirumah orang tuanya.
- Jumlah anggota
keluarga 6 orang.
- Hubungan ibu
dengan anggota keluarganya, mertua/keluarga suami serta tetangga baik.
- Pengambil
keputusan dalam keluarga adalah suami.
- Pemecahan masalah
dalam keluarga secara musyawarah.
14. Keadaan spiritual
- Ibu memeluk agama
islam dan rajin menjalankan sholat 5 waktu.
- Ibu mengenakan
jilbab.
15. Riwayat budaya.
- Ibu mengatakan
tidak ada pantangan terhadap makanan dan minuman tertentu.
- Ibu menganut
budaya jawa dan melakukan upacara selamatan untuk kehamilannya.
16. Pola kebiasaan
sehari- hari selama hamil.
POLA
|
DI RUMAH
|
DI RUMAH SAKIT
|
1
|
2
|
3
|
Nutrisi
|
- Makan 3 x sehari, porsi sedang dengan komposisi bervariasi, nasi, lauk
pauk, sayuran dan buah.
- Minum air putih 7-8 gelas
sehari.
- Minum susu 1-2 x
sehari, kadang minum teh.
|
- Makan 3 x sehari, porsi makan dihabiskan.
- Ibu juga
makan makanan yang dibawakan keluarga.
|
Eliminasi
|
- BAK lancar 6-7 x/hari, warna kuning jernih, bau khas amoniak, tidak
nyeri.
- BAB 1 x sehari, konsistensi
lembek, warna kuning kecoklatan, lancar.
|
- BAK
sudah 2 x. BAK pertama post partum pukul 05.00 (13 jam)
- BAB : setelah melahirkan belum BAB.
|
1
|
2
|
3
|
Istirahat
|
- Tidur siang ± 2 jam (antara pukul 13.00-15.00)
- Tidur malam ± 7-8 jam (pukul 21.00-05.00)
|
- Ibu kurang tidur karena merawat serta menyusui bayinya.
|
Aktivitas
|
- Pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh pembantu.
- Ibu mengasuh anaknya yang pertama.
|
- Ibu mengganti baju/ popok bayi.
- Memberi ASI kepada
bayinya.
- Berjalan-jalan didalam ruangan.
|
Personal hygiene
|
- Mandi 2 x sehari.
Keramas 2-3 x seminggu.
- Gosok gigi 2 x
sehari.
- Ganti baju setiap selesai mandi.
|
- Setelah
melahirkan, ibu dimandikan di tempat tidur.
- Mandi 1 x pagi hari jam 05.30
|
Sexualitas
|
- Melakukan
hubungan sexual 1 kali seminggu karena suami bertugas di luar kota
|
- Tidak
melakukan hubunga sexual.
|
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum.
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
(sadar)
Warna kulit : sawo matang.
Tinggi badan
(penampilan) : sedang
Berat badan
(penampilan) : kurus
Postur tubuh : tegak, simetris
Cara berjalan :
tegak, simetris, tidak pincang
Cara berpakaian : memakai baju panjang
dan berjilbab.
Hygiene personal :
bersih
Bau badan :
tidak bau
Bau nafas :
tidak bau
Ekspresi wajah :
gembira
Bicara : suara
jelas
·
Ukuran antropometri
- Tinggi badan : 157 cm
- Berat badan sebelum hamil : 45 kg
- Berat badan pada
ANC terakhir : 60 kg
- Berat badan post
partum : 49 kg
- LILA :
24 cm
·
Tanda vital
- Tekanan darah : 110/70 mm Hg
- Suhu :
36 ΒΊ c
- Nadi :
84x / menit
- Pernapasan :
16x /menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
- Kulit
|
: Tidak sianosis,
tidak ikterus, tidak pucat, jenis kulit kering, tidak ada luka/bisul.
|
- Rambut
|
: Warna hitam,
bersih, tidak ada ketombe, tipis, penyebaran merata.
|
- Kepala
|
: Kulit kepala
bersih, tidak ada benjolan.
|
- Muka
|
: Agak pucat, tidak oedem.
|
- Mata
|
: Selaput lendir mata tidak
pucat, sklera putih, kelopak mata tidak oedem.
|
- Telingga
|
: bersih, tidak ada
tanda-tanda infeksi.
|
- Hidung
|
: bersih, tidak ada
polip, tidak ada tanda-tanda infeksi.Tidak ada pernapasan cuping hidung.
|
|
|
- Mulut
|
: - Bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis,
tidak ada rhagaden, tidak ada tanda-tanda infeksi pada gusi.
- Gigi
tidak ada caries, tidak ada gigi palsu, tidak ada gigi tunggal
|
- Leher
|
: Tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada bendungan pada vena jugularis.
|
- Ketiak
|
: Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, tidak ada acesoriasis mammae, ada hiperpigmentasi.
|
- Ekstremitas atas
|
: Kedua lengan simetris,
jari-jari lengkap,kuku tidak pucat, warna merah muda, pendek.
|
- Dada
|
: Bentuk normal, simetris, pernapasan normal, tidak
ada retraksi intercosta.
|
- Payudara
|
: Simetris, ukuran besar, menggantung, puting susu
menonjol, ada hiperpigmentasi pada areola mammae, bersih, ada pembesaran
kelenjar montgomeri.
|
- Perut
|
: tidak ada bekas luka operasi, terdapat striae
albicans dan hiperpigmentasi linea alba menjadi linea nigra.
|
- Pelipatan paha
|
: Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, tidak ada hernia inguinalis, ada hiperpigmentasi, tidak ada
tanda-tanda infeksi jamur.
|
- Extremitas bawah
|
: Kedua tungkai
simetris, tulang tibia lurus,
tidak ada varises,
tidak ada oedema
pada tungkai bawah, jari-jari
lengkap, kuku pendek, bersih,
telapak kaki cekung.
|
- Punggung
|
: Lurus, segitiga Michaelis
simetris.
|
- Vulva
|
: Rambut pubis
tipis, tidak ada oedem pada kedua labia mayor dan minor, tidak ada
bortolinitis, tidak ada tanda-tanda infeksi lain, perineum utuh, pengeluaran
pervagina : lochea rubra 1/3 kotek, bau anyir, warna merah kehitaman.
|
- Anus
|
: Bersih, tidak ada
haemorroid.
|
b. Palpasi
- Kulit
|
: Kering, suhu hangat, tekstur halus, turgor baik.
|
- Rambut
|
: Kuantitas tipis, tekstur
halus.
|
- Kepala
|
: Tidak ada
benjolan, tidak ada
lekukan pada kulit kepala.
|
- Hidung/ sinus
|
: Tidak ada nyeri tekan pada
sinus frontal dan maksilaris.
|
- Leher
|
: Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, posisi trakea di tengah, tidak
ada nyeri tekan tiroid.
|
- Aksila
|
: Tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri tekan.
|
- Dada
|
: Tidak ada nyeri
tekan pada otot pektoralis..
|
- Payudara
|
: Konsistensi
lembek, tidak ada benjolan, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan, areola
diperas keluar colostrum.
|
- Perut
|
: Tinggi fundus uteri ½
sympisis-pusat, kontraksi uterus baik, konsistensi keras, posisi
uterus di tengah. Kandung kemih kosong
|
c. Auskultasi
- Dada
* Paru-paru
* Jantung
|
: Bunyi vesikular, tidak ada ronchi dan wheezing.
: Terdengar bunyi jantung I dan II
tunggal.
|
- Perut
|
: Peristaltik usus baik.
|
d. Perkusi : Reflek lutut baik.
3. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : Hb tidak
dilakukan
4. Therapi yang diberikan :
- Amoxycillin 3 x 500 mg
- Asam mefenamat 3 x 500 mg
- Roborantina 1 x 1
3.2 IDENTIFIKASI
DIAGNOSA ATAU MASALAH
TGL/
JAM
|
DIAGNOSA/MASALAH/
KEBUTUHAN
|
|
DATA DASAR
|
25-7-‘06
Jam 10.45
|
P20002 post partum hari I dengan post manual placenta.
Masalah :
Perut teras mules.
Kebutuhan :
- Penyuluhan tentang penyebeb
perut mules.
- Observasi tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus, perdarahan/ lochea.
- Observasi tanda-tanda vital.
|
S :
O :
|
- Ibu mengatakan
baru melahirkan anak ke-2 tanggal 24-7-2006 pukul 16.48 WIB.
- Hamil 10 bulan
(lewat waktu).
- Jenis kelamin
bayi perempuan.
- Placenta
dilahirkan dengan tangan.
- Perut terasa mules tetapi tidak mengganggu aktifitas.
Ibu :
- KU baik.
- Partus tanggal
24-7-2006 pukul 16.48 WIB.
- Jenis persalinan
pervaginam letak belakang kepala.
- Umur kehamilan
43-44 minggu.
- Infus oxytocin drips.
- Pengeluaran placenta secara
manual
|
TGL/
JAM
|
DIAGNOSA/MASALAH/
KEBUTUHAN
|
|
DATA DASAR
|
|
- Meneteki bayi sesering mungkin.
|
|
- Jumlah perdarahan
± 250 cc.
- Warna ketuban putih jernih.
- Tanda-tanda vital :
- Tensi : 110/70mm Hh
- Suhu :
36ΒΊ C
- Nadi : 80x / menit
- Pernafasan : 16 x / menit
- Inspeksi
·
Muka : agak pucat
·
Payudara :
Simetris, ukuran besar, menggantung, puting susu menonjol, bersih.
·
Perut : Strie albicans (+), linea nigra (+)
·
Vulva : Lochea rubra 1/3 kotek,
warna merah kehitaman.
- Palpasi
·
Payudara : konsistensi lembek, tidak ada benjolan, colostrum (+).
·
Perut : TFU ½ symphisis-pusat, kontraksi uterus
baik, konsistensi keras, kandung kemih kosong.
Bayi :
- Keadaan bayi
baik,segera menangis.
- AS 7-8
- BB 3500 gr
- PB 51 cm
|
3.3 IDENTIFIKASI
DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diagnosa
potensial : potensial terjadinya HPP
S :
|
- Ibu mengatakan
baru melahirkan anak ke-2 tanggal 24-7-2006 pukul 16.48
- Placenta
dilahirkan dengan tangan.
|
O :
|
- Jenis persalinan
pervaginam, letak belakang kepala dengan oxytacin drips.
- Pengeluaran
placenta secara manual.
- Jumlah perdarahan
± 250 cc.
- TFU ½
symphisis-pusat, kontraksi uterus baik, konsistensi keras, posisi uterus di
tengah.
- Pengeluaran
pervagina : Lochea rubra 1/3 kotek, warna merah kehitaman, bau anyir.
- Tanda-tanda vital
:
Tekanan darah :
110/70mm Hh
Suhu badan :
36ΒΊ C
Nadi : 80x / menit
Pernapasan : 16 x / menit
|
3.4 IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
- Memperhatikan
kebersihan diri, terutama kebersihan vulva untuk mencegah terjadinya infeksi.
- Konsumsi makanan
dengan menu seimbang.
- Ibu meneteki bayi
sesering mungkin.