Total Tayangan Halaman

Rabu, 08 Maret 2017

Kelas Inspirasi Bidan



Satu kata yang bisa saya wakilkan untuk kegiatan yang luar biasa ini, satu hari mengajar di sekolah dasar bernama Kelas Inspirasi adalah It’s REMARKABLE!.

Kelas Inspirasi adalah program turunan dari gerakan Indonesia Mengajar. Gerakan ini punya konsep sebagai berikut:

Kelas Inspirasi adalah gerakan para profesional turun ke Sekolah Dasar (SD) selama sehari, berbagi cerita dan pengalaman kerja juga motivasi meraih cita-cita. Cerita tersebut akan menjadi bibit untuk para siswa bermimpi dan merangsang tumbuhnya cita-cita tanpa batas pada diri mereka. Tujuan dari Kelas Inspirasi ini ada dua, yaitu menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari para profesional, serta agar para profesional, khususnya kelas menengah secara lebih luas, dapat belajar mengenai kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan kita.

And the story goes. Tidak menyangka menjadi bagian dari komunitas Kelas Inspirasi Bangkalan 2. Awalnya saya mendapat info dari IG kakak kelas. Lewat info yang beliau share di Instagram, saya tau tentang Kelas Inspirasi. Motivasi saya, the one and only,: BERBAGI. Tak berselang lama sampai akhirnya dinyatakan lolos seleksi sebagai relawan pengajar dan harus mengikuti briefing pada tanggal 19 Februari 2017. Yeah..saya siap!! ^^

Minggu pagi, 19 Februari 2017, kami para relawan berkumpul di salah satu kelas di kampus STKIP PGRI BANGKALAN untuk mengikuti Briefing KI. Banyak yang hadir termasuk ada pasukan berkaos kelas inspirasi yang ternyata panitia KIBA 2 dan alumni KIBA 1 sekaligus perwakilan dari sesepuh KI Jatim. Saya mulai mendekati meja registrasi untuk konfirmasi kehadiran, saya pun melihat nama saya sudah tercantum di daftar peserta dengan nama pekerjaan bidan.

Rasanya pas masuk itu berasa banget energi positifnya. Kurang lebih 4 jam kami para relawan berkumpul dan mendengarkan pengarahan termasuk berbagi pengalaman dari mas2 dan mbak2 yang telah mengikuti kelas KI tahun sebelumnya. How to teach, how to make pleasure di depan kelas, berbagai macam tepuk wuuush. Hahaha, like this dan semua bekal untuk menghadapi hari pertempuran dengan anak-anak di kelas digeber habis. Kegembiraan dan kecemasan menghadapi adik-adik di kelas menjadi sebuah diskusi yang luar biasa meriah hingga siang.

Lalu terakhir kami dikumpulkan bersama teman-teman 1 rombongan belajar (Rombel) untuk membahas teknis di Hari Inspirasi. Dan saya berada di Rombel 2 yaitu SDN Mrecah 1 kec. Tanah Merah…Alhamdulillah

Di data yang ada di panitia, kami terdiri dari 17 orang relawan termasuk relawan fasilitator dan relawan dokumentasi. Tapi tidak semua hadir di acara Briefing tersebut. Oh iya kami berkumpul dan berkenalan satu sama lain. Wow, unik-unik sekali profesi kami, tak ada satupun profesi yang sama di antara kami. Mereka tidak hanya berasal dari Bangkalan, di antaranya ada juga yang dari luar Bangkalan seperti Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Gresik, Gempol, Sidoarjo, Malang, Bondowoso, Pasuruan dan Sampang. Kami pun berkomitmen untuk berkomunikasi terus lewat whatsApp serta menyusun acara buat nanti mengajar di Hari Insiprasi.



Saya kenalin satu persatu yah. Hehe…
Mama Icha: Dosen
Mbak Prima: SPV Purchasing
Mbak Dwi Rahma: Staf Akademik FK
Mbak Inayah: Marketing LN
Mas Indra: Insinyur Teknik Lingkungan
Mas Darusman: Karyawan
Mbak Nia: Mahasiswi Pascasarjana
Mas Ardy: Staf Rekam medis RS
Mbak Ida: Guru TK
Mbak Meme : Mahasiswi
Mas Andra: Videografer
Mas Adam: Fotografer
Mbak fiqo: Owner



***
Sepuluh hari menuju Hari Inspirasi, tak ada satu haripun yang kami lewatkan untuk tidak berkomunikasi. WhatsApp ramai terus, ide-ide terus mengalir. Kami sekelompok mulai dekat satu sama lain. Kami membagi tugas baik untuk survey ke sekolah, tentang pas nanti acara maupun yang membantu membawa ala-alat maupun kebutuhan lain untuk Hari Insiprasi. Oh sungguh beruntung sekali saya berada di Rombel 2, kami semua peduli satu sama lain, saling membantu satu sama lain, serta terbuka dengan berbagai ide. Luar biasa kompaknya kami, sampai akhirnya data terakhir itu ada 2 orang yang batal dan 1 orang yang sakit. Kami ber-14 siap terjun di Hari Inspirasi.

Bagaimana dengan persiapan saya mengajar? Hmmm….memikirkan hampir seminggu tapi konsep mengajarpun muncul 2 hari sebelum hari H. Profesi bidan? Apa yang harus saya sampaikan pada anak-anak? Benak berfikir terus dikejar deadline Hari Inspirasi. Hihi….Akhirnya nemu… Ok prepare semua kebutuhan untuk mengajar!!! 😀

Di Hari Inspirasi
Hari yang dinanti tibalah sudah, Sabtu, 25 Februari 2017, udara yang dingin di subuh ini tidak menyurutkan saya untuk memulai aktivitas hari ini. Yah betul saja, ini kan Hari Inspirasi. Pukul 05.30 saya berangkat diantar ayah karena motor pribadi yg biasanya di pakai riwa riwi lagi ngambek gak mau dinyalain. Rasanya saya beruntung karena jarak Desa Socah ke Desa Mrecah itu tidak terlalu jauh. Dengan menempuh waktu setengah jam menggunakan motor GL max ayah menerjang jalan desa yang penuh dengan lubang dan jalan berbatu, kami sampai di SDN Mrecah 1. Pagi itu Alhmdulillah kami tidak kesiangan walaupun sebelumnya belum survey tempat atau lokasi. Saya kemudian memberanikan diri untuk masuk ke sekolah tersebut melewati halaman sekolah yang cukup luas. Siswa siswi berseragam pramuka berlalu lalang dan rasanya perasaan ini mulai dagdigdug. Hehe…

Setelah berjibaku dalam diskusi di group WA hanya untuk acara ini, at least kami bisa bertemu lagi. Para relawan berkumpul di suatu ruangan perpustakaan yang kosong. Kami bersapa satu sama lain dan menanyakan persiapan masing-masing. Senangnya berkumpul dan teman-teman seprofesi lain, Setelah dirasa para relawan telah berkumpul semua, kami pun melakukan briefing sebentar dipimpin oleh mama icha kepala suku kita. Karena kita sebelumnya telah membagi tugas, maka kita mengecek dulu tugas masing-masing. Kami juga bikin yel-yel loh. Wow dan ternyata liriknya kepanjangan, kami belum pada hapal karena begitu dadakannya.

Aaargh dan akhirnya kami pun memutar otak, dadakan banget bikin jargon. Pokoknya demi menyemangati anak-anak pas acara. Hehe..Jargonnya gini loh : Kelas Inspirasi Bangkalan, Membangun Mimpi Anak Pulau Garam. SDN Mrecah 1, Tampan, Cantik, Kreatif Semangaaaatttt!!!! (sambil gerak tangan ^^)

Sebenarnya dari pukul 07.00, anak-anak sudah dikumpulkan di lapangan untuk mengikuti pembukaan. Kami akhirnya bersama-sama keluar dari ruang tunggu (Ceile…basecamp ceritanya haha). Bismillah…. suasana pagi itu ramai bangettttts….saya merasakan energi positif dari anak-anak di SDN Mrecah 1. Kami relawan terdiri dari 7 orang relawan pengajar dan 3 relawan dokumentasi. Kami relawan pengajar langsung posisi berdiri di depan menghadap anak-anak beserta para guru. Akhirnya kami masuk ke acara opening, dipimpin oleh MC kece, mbak Meme… Suasananya begitu ramai. Anak-anak diperkenalkan Jargon Kelas Inspirasi, tepuk semangat, dll. Wiiiih..luar biasa meriahnya. Antusias mereka sampai ke kita sebagai para relawan. Hehe…

Saat opening, kami dipersilahkan untuk memperkenalkan diri satu-satu. Kocaknya rencana untuk tidak menyebutkan profesi gagal total. Haha…payah. Sampai tiba akhirnya semua sudah memperkenalkan diri beserta profesinya. Anak-anak mulai gaduh karena sudah mengetahui profesi masing-masing kakak yang telah berdiri dihadapannya. Ada yang manggil-manggil Pak Insinyur, Bu Bidan, dll. Dan akhirnya simbolis untuk pembukaan acara dimulai dengan memukul lonceng beserta bapak kepala sekolah.

Time in a class. Entering Fourth grade
Oke… jam pertama saya masuk di Kelas 4. Saya berjalan kemudian memastikan bahwa memang ini benar kelasnya. Hmmm… mata saya langsung tertuju ruangan kelas yang hanya ada 25 orang siswa di dalamnya. Dalam hati apa bener ini kelasnya, yo wess lah 100% saya buat seramah mungkin dan senyumku mengembang sambil berjalan menuju meja guru. Saya letakkan tas rangsel besar berisi phantom bayi, alat kesehatan seadanya dan karton flipchart.Haha..kebayang rempongnya saya waktu itu.

Segera saya ucapkan kalimat pembuka, “Assalamualaikum warrohmatullahi wabarakatuh…De' remmah kaberrah adik-adik.” Ckckck…setelah menjawab salam saya anak-anak terdiam semua…satu anak tiba-tiba memberi sautan balasan... Sae bu bidaaan. Haha… *sayapun kaget*

Saya memastikan apa masih ada siswa yang di luar. Ooh…ternyataa memang hanya ada 25 orang di kelas ini. Hihi…. Saya pun berdiri di depan kelas memperkenalkan diri kembali. “Ada yang tau kakak bekerja dimana?” Anak-anak mulai ramai bersautan… ”Di Puskemas kak, di rumah sakit bu”, beberapa anak menjawab.

Saya mulai mengeluarkan alat bantu flipchart berisi gambar yang sudah dicetak, ada gambar rumah sakit, gambar anak yang ditimbang di Posyandu, gambar anak yang diimunisasi dan ada gambar ibu hamil yang sedang diperiksa. Lalu saya mengeluarkan boneka bayi, wow begitu senangnya anak-anak melihat boneka yang mirip bayi sungguhan itu. Haha…

Di setiap jeda saya selalu memberikan ice breaking, sedikit dikit chit chat, anak-anakpun larut dalam semangat. Dalam hati masih pada semangat…untung masih pagi. Hihii…

Lalu saya mengajarkan mereka cara membedong bayi. Sungguh kagetnya saya ketika ditanya siapa yang mau mempraktekan, ada laki-laki yang duduk di pojok mengacungkan tangan dan bilang..”Saya bu!”, sahut siswa bernama Asrori itu. Mantap, walaupun anak laki-laki dia jago membedong bayi loh, rapi ^^

Lalu saya mengajarkan gerakan cuci tangan diiringi dengan lagunya. Anak-anak berdiri dan mengikuti dengan riangnya. Dan di sesi terakhir kami bermain drama layak nya bidan dan pasien. Anak2 antusias ingin mencoba dan mendengarkan suara jantung melalui stetoskop yang saya sediakan.




Rasanya di jam pertama ini, masih cukup aman terkendali. Alhmdulilllah 😀

Entering fifth-class.
Di jam kedua, giliran saya masuk di kelas 5. Dari kelas yang ujung lanjut ke ujung lagi membuat nafas saya sedikit terengah-engah. Mungkin karena tidak ada jeda waktu juga dan keasyikan di kelas sebelumnya. Waktu sudah menunjukan terlambat 10 menit masuk ke kelas selanjutnya. Wow, berbeda dari kelas sebelumnya, kelas yang ini lebih luas, jumlah anaknya yang lebih banyak dan masih kecil dan imut-imut. Hmm… saya menarik nafas panjang…baiklah ini tantangan.. ganbatte! 😀

Seperti biasa saya menyapa mereka. Saya pun memperlihatkan wajah tetap semangat walau sebenarnya nafas ini masih terengah-engah. Fiuuhhh…. Sebelum saya memperkenalkan diri, beberapa anak-anak sudah ribut memanggil saya… “Bu bidan, bu bidaaaan.” Saya pun tersenyum dan menyuruh mereka tetap tenang dan menyuruh mulai duduk kepada anak-anak. “Oke, kalian boleh memanggil Kak Wiwik saja” (biar sedikit bermuda..hihi). Mereka pun malah tertawa. Hohoo….

Sayapun bertanya, “Cita-cita kalian mau jadi apa sayang?” Seorang anak tiba-tiba celetuk… “Cie sayang cieee” Hahaha, ups! Sepertinya saya salah ngomong. Anak-anak menjadikan itu jadi bahan lelucon -__-

“Aku ingin jadi Messi, Bu,” sahut satu anak. “Aku ingin jadi polisi, Bu”. “Aku aku ingin jadi dokter, Bu”. “Aku ingin jadi artis Boy, Buuu”. Lalu kami semua tertawa (Korban sinetron..hheu) Dan dari bangku depan tiba-tiba terdengar suara keras namun kurang mantap .. “Ingin jadi bidan kaya Kak Wiwik.” Haha..saya pun tersenyum..aamiin

Suasanya di dalam kelas berlanjut ribut, saya pun mulai mengeluarkan jurus kesekian dari ice breaking yang sudah saya konsep. Hmm dan ternyata gak mempan di kelas ini. Fiuuuh.…seketika itu beberapa anak disuruh ke depan, namun mereka malah berdesak-desakan, sampai akhirnya ada yang terjatuh karena saling dorong-dorongan membuat saya geleng-geleng kepala. Di sisi lain, ada beberapa anak juga yang tidak merespon apa yang saya ucapkan. Ouh…ini rasanya dicuekin..hiks..hiks..

Banyak sekali kejadian di kelas yang membuat saya tersenyum, tertawa bahkan kaget. Anak-anak ini bukan nakal, tapi terlalu kreatif. Anak-anak ini bukan tidak bisa diam, tapi terlalu banyak kosakata. Tingkah polah mereka benar-benar membuatku berpikir, “Bagaimana bisa para guru, seorang pahlawan tanpa tanda jasa, bertahan selama puluhan tahun untuk mengabdi di sini? Belajar dan bermain dengan emosi mereka? Woow, luar biasa!”

Entering Sixth grade
Kalian tahu bahwa ini adalah kelas favorit saya. Letak kelasnya di ujung dan cukup tidak strategis sebenernya dan agak gelap ruangannya. Walaupun saya harus berlari kecil, saya begitu bersemangat. Maklum udah makan cemilan..hihii

Bercermin dari pengalaman kelas sebelumnya, saya sudah mulai terbiasa mengendalikan anak-anak. Yeaah…asyiknya kondisi aman terkendali sekali. Saya menikmati mengajar di kelas 6 SD ^^ Luar biasa sekali, anak-anak kelas 6 SD sudah tahu profesi bidan, tempat kerja dan tugasnya. Saya tidak usah bersusah payah menggunakan alat bantu flipchart agar mereka paham. Mereka bisa membedakan dengan profesi dokter, perawat, ataupun tenaga kesehatan lainnya. Siiipppp 😉

Di waktu sedang mengajarkan cara membedong bayi, saya diajak selfie pakai handphone saya oleh salah satu siswa. Saya kaget dan tentunya nggak mau nolak. Nih anak Zaman sekarang apa-apa selfie, kayak kakak ajah :p hhii…



Hampir beberapa anak perempuan di dalam kelas ketika awal ditanya ingin jadi bidan kaya Kak Wiwik. Haha…padahal aku nggak provokasi loh 😀 Dan pertanyaan yang unik termasuk mencengangkan, dari seorang anak laki-laki. “Kak Wiwik, kalo aku boleh jadi bidan nggak?” sambil tersenyum. Ckckk….saya tercengang sambil sedikit tersenyum, ”Nggak dong, bidan itu seorang perempuan, dik. Kalau mau seperti teteh, adik mungkin nanti bisa jadi perawat ataupun jadi dokter.” hoho..

Begitu senangnya waktupun berlalu cepat, di kelas ini kami semua bernyanyi bersama lagu “Kasih Ibu”. Anak-anak berdiri didepan, sambil merangkul teman di sebelahnya dan ikut larut dalam lagunya. Sampai di akhir, saya pimpin mereka untuk mengucapkan ikrar untuk giat belajar dan selalu berbakti kepada orang tua. Mereka berpelukan… They are very interested! (jadi rindu) Di akhir sesi kami keluar kelas dan berfoto bersama (terimakasih Mas Andra relawan Dokumentasi ^^)



Ketika saya mau keluar kelas, anak-anak menjabat tangan saya dan menciup tangan. Sambil mengucapkan “Terimakasih, Bu Bidan”. Ya allah senangnya dalam hati… Terimakasih juga adik-adikku.. sayapun berteriak sambil melambaikan tangan keluar dari kelas. Luar biasaaaaaa!!!!!

Waktu menunjukkan Pukul 11.30,
Acara hampir selesai, kami berkumpul kembali di lapangan sekolah untuk melaksanakan penutupan. Saatnya memperlihatkan awan cita-cita mereka. Semua anak sudah menempelkan cita-cita mereka di depan kelas. Dengan harapan awan itu akan menjadi kenang-kenangan yang tak terlupakan dan motivasi ketika mereka belajar di kelas ketika melihat awan tersebut. Hihi… kemudian terakhir kami bersama-sama menerbangkan pesawat2 an yang udah kita buat bersama dari kertas origami. Semua larut dalam bahagia, pesawat menunjukan cita-cita mereka untuk menerbangkan inspirasi yang tinggi dan melambungkan cita-cita mulia mereka.

Saatnya pesawat terbang, horeeeeeeeeeeeee! Moment ini sungguh luar biasa.

Terakhir kami berfoto bersama anak-anak, guru-guru dan para relawan semua. Kalian tahu hal yang paling mengharukan itu menurut saya adalah ketika tiba-tiba sekelompok anak mengerumuni kami dan minta berfoto… ya Allah berasa artis :p. Ckckck…. ”Kami pengen foto sama Bu bidan”. Terharu. Hiks…



Tiba-tiba ada seorang anak perempuan menghampiri dan menanyakan, “Kakak sekolahnya dimana? Boleh minta nomor telpon nggak?” Kaget saya. Hmmm… dalam hati niat banget ni anak… “Semangat yah rajin belajar nak”, Saya pun memeluknya :*

Di setiap kelas saya selalu berpesan, “Apapun profesi dan cita-cita kita semua itu mulia. Ketika kalian punya impian yang besar terus lakukan yang terbaik. Semangat belajar dan jangan lupa berbakti terhadap kedua orang tua”

SELESAI

Sebuah Pelajaran Berharga
Alhamdulillahirobbilalamiin, perjalanan merupakan proses ketidaktahuan. Mengenal berbagai karakter anak dan bukan sekedar berbagi tapi menginspirasi. Kini telah menjadi bagian dari keluarga Kelas Inspirasi Bangkalan 2, Jazakallohu khairon khatsiron.

Kelas Inspirasi bagi saya tidak hanya para profesional yang bisa menginspirasi adik-adik, justru kita sebagai profesional yang lebih banyak terinspirasi oleh adik-adik melalui tingkah polah mereka. Setiap detik yang bergulir, setiap kata yang terucap adalah pewarna untuk lapis generasi masa depan Indonesia.

Terpenting adalah bagaimana sebuah impresi itu harus lebih diutamakan daripada how to teach them in a class. Sebuah kesan pertama yang benar-benar bisa dilihat dengan visual oleh adik-adik ketika sosok kita telah berdiri di pintu masuk kelas. Jika kesan pertama saja tidak bisa kita ciptakan, metode mengajar terhebat apapun akan gagal diberikan

Masih banyak rasa yang tak bisa saya tuang dan ungkapkan melalui tulisan ini. No doubt!Semua terlalu cepat jika hanya satu hari menginspirasi. Namun semoga Allah membukakan dan memudahkan jalan adik-adik, bahwa ketika saya bisa mereka harus lebih bisa. Aamiin…
Terkait ricuhnya keadaan bangsa ini, tugas kita bukanlah mengutuk kegelapan, mari menjadi satu lilin penerang bagi jiwa-jiwa kecil yang bersih dan suci.

Seperti Pak Anies Baswedan pernah sampaikan pada briefing Kelas Inspirasi terdahulu. “Profesi bisa lain, sektor boleh beda, tapi cinta kita kepada bangsa ini sama-sama dalam, tulus dan sepenuh hati, itulah kesamaan identitas kita semua.” Banyak yang bisa dipelajari dari masing-masing kita. Bertemu lagi adalah sebuah keharusan. Never stop for giving an inspiration! Rombel 2..SDN Mrecah 1..go..go…gooo!!!  

Untuk pendidikan di Bangkalan, menurut saya secara umum sudah baik. Namun pasti masih banyak kendala, seperti walaupun berada di daerah perkotaan juga tidak menjamin tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap. Yak, itu yang saya temukan di lapangan. Tapi yang saya rasakan juga, perkembangan teknologi dan informasi sudah banyak diterima oleh anak-anak SD. Oleh karena itu, pengawasan dari berbagai pihak sebaiknya dilakukan. Saya menyarankan untuk kegiatan seperti Kelas Inspirasi ini bisa terus ditingkatkan, syukur-syukur ada hari tertentu dalam seminggu itu di sekolah yang dijadikan sebagai Kelas Wajib untuk mengispirasi anak-anak. Anak-anak dilatih untuk kreatif dan berjiwa pejuang, sehingga mereka tidak hanya mengenal satu profesi, tetapi wawasannya pun menjadi meningkat. Ini tugas kita semua.

Kelas Inspirasi Bangkalan, Bangun Mimpi Anak Pulau Garam !
Salam Inspirasi
KI Bangkalan

~ WA ~